Pemulihan Ekonomi dan Sosial Perkuat Ketahanan Bangsa
Cakrajatim – Sidoarjo: Tuntutan untuk memulai kembali berbagai aktifitas sosial dan ekonomi semakin menguat namun pada saat yang sama penyebaran virus belum menunjukkan tanda – tanda berakhir. Karena itu harus ada strategis khusus untuk mensiasasi bisnis bisa diterima pasar dengan baik.
Anggota MPR RI dari fraksi PAN, H Sungkono, dalam sosialisasi empat pilar kehidupan berbangsa dan bernegara di Sidoarjo, Selasa (16/3) kemarin, menyatakan aktifitas ekonomi dan sosial harus dihidupkan kembali karena masyarakat butuh kehidupan normal seperti dulu namun dengan pembatasan sosial. Apalagi pemerintah sudah melonggarkan pembatasan sosial di beberapa daerah.
Pemulihan berdampak pada ketahanan ekonomi secara keseluruhan dan ketahanan sosial. Negara akan sangat diuntungkan dengan pemulihan ini, pendapatan negara dan daerah ikut pulih. Begitu pula pemulihan memberi efek kedamaian bagi kehidupan bernegara.
Indonesia adalah bangsa yang kuat menghadapi segala rintangan. Pengalaman dijajah berabad – abad menjadi modal untuk mengatasi berbagai kesulitan. “Dan satu tahun ini cukuplah dijajah Covid19. Saatnya sekarang bangsa ini bangkit dari keterpurukan,” ujarnya.
Sektor ekonomi harus bergerak, masyarakat harus membangun basis bisnisnya. Yang usaha kaki lima, restoran, tempat wisata dan semuanya harus sama – sama bekerja untuk memulihkan keadaan. Terutama sektor usaha kuliner menjadi penggerak dari pemulihan. “Saya lihat sektor kuliner mulai diramaikan pengunjung dan begitu juga dengan tempat wisata. Artinya masyarakat tidak takut lagi mendatangi kuliner, yang penting tetap menjaga 3 M,” ujarnya
Pernyataan pemerintah yang tidak melarang warganya untuk mudik lebaran tahun ini, menurut Sungkono, merupakan sinyal baik bahwa keadaan sudah menuju new normal. Mudik akan membangkitkan sektor ekonomi, banyak yang diuntungkan seperti jasa transportasi, makanan, hotel dan tempat wisata. Pelonggaran mudik lebaran ini adalah awal dari kebangkitan ekonomi nasional.
Sudah lama masyarakat merindukan kebebasan seperti dulu lagi. Bebas bersilaturahmi, bebas reuni keluarga dan bebas kemana saja tanpa dihantui dengan virus berbahaya tersebut. Yang penting perjalanan itu memperhatikan 3 M dan petugas juga ketat menertibkan masyarakat yang melanggar Protokol kesehatan.
Sungkono menambahan new normal menjadi satu keharusan. New normal juga merupakan sebuah kesempatan untuk melakukan penguatan ekonomi. Satu tahun lebih masyarakat dibumihanguskan Covid19. Pengangguran meningkat, tempat wisata mati karena ditutup, hotel dan losmen sepi, jasa transport sekarat . Bahkan orang Bali mengatakan, efek Covid19 ini lebih dahsyat dari bom Bali.
Bila sektor ekonomi tidak bergerak, menurut Sungkono, itu sama saja membunuh pelan – pelan. “Masyarakat dibunuh pelan – pelan dan akhirnya semua mati, makanya harus dilawan virus ini dengan melakukan pemulihan ekononi dengan protokol kesehatan, ” ucapnya.
Ia bertanya, apakah masyarakat mau dihantui covid seperti ini sampai kapan. Mau ke luar rumah gak berani karena Takut resiko. Kalau ketakutan semacam ini dipelihara sama saja dengan bunuh diri massal. Karena itu ia mengajak, ekonomi harus diaktifkan kembali. “Jangan biarkan pengangguran menggerogoti masyarakat. Resiko itu harus dihadapi dengan kerja yang kreatif dan cerdas,” pintanya.
Pasar tradisional, menurut ia, harus dihidupkan agar pemulihan paska Covid19 bisa berjalan lebih cepat. Pasar punya peran strategis dalam pemulihan ekonomi. Ia meminta revitalisasi terhadap pasar tradisional untuk melayani masyarakat di awal pemulihan ekonomi ini. hadi