hadi
Ada yang aneh dalam sidang Paripurna DPRD Sidoarjo, kemarin yang mendapat boikot partai PAN, Nasdem, PPP dan Gerindra. Fraksi Golkar yang selama ini dipandang jadi benteng tangguh Bupati Subandi, ternyata 3 anggota fraksinya ikut-ikutan boikot.
Hanya 2 anggota Fraksi Golkar yang terlihat, Warih Andono dan Nizar. Ketua Fraksi Golkar, Nizar seperti malu-malu kucing Saat ikut sidang. Ketika sidang dimulai, Nizar justru duduk di kursi tamu undangan. Ia tergerak duduk di kursi dewan sesaat pimpinan sidang menutup paripurna.
Ketidakhadiran 3 anggota Golkar, Wahyu, Adiel dan Dian Felani, menjadi kejutan baru di pentas kehebohan ini. Ganjil nya di saat pengambilan keputusan Raperda seperti ini justru ‘tembok” Golkar mulai rapuh. Apakah ini pertanda fraksi Golkar tidak fight lagi membentengi bupati Subandi? Atau ada pergolakan baru di tubuh fraksi Golkar?
Tidak biasanya fraksi Golkar seperti ini, Golkar di sidang sebelumnya menunjukkan jati diri sebagai fraksi paling getol di belakang bupati. Ketika fraksi Gerindra (partai pengusung) berpaling muka, fraksi Golkar (pengusung) tetap menunjukkan komitmen kuat terhadap Bupati Subandi.
Tanda tanya besar menyelimuti peristiwa politik kali ini. Jangan-jangan Golkar mengikuti Gerindra untuk berpaling muka. Sebab di tingkat atas (langit), partai Gerindra dan partai Golkar hubungannya seperti Sehidup semati. Kedua partai ini satu nyali satu jiwa… Seperti semangat bonex mania… Kakkkk..
Partai golkar adalah partai yang kenyang dengan pengalaman politik, dan selalu mengawal dan mendampingi jalannya pemerintahan. Ada baiknya Golkar tetap pada sikap politik sebelumnya yaitu sebagai partai pengusung/mengawal Bupati Subandi-Mimik Idayana hingga akhir periodenya.