Cakrajatim.com – Sidoarjo: Semua elemen mulai antar OPD hingga baznas saling berjuang menurunkan angka stunting di Sidoarjo. Ketua Komisi D DPRD Kabupaten Sidoarjo, Abdillah Nasih, mengapresiasi langkah kerja sama seperti ini sehingga penurunan angka stunting turun drastis.
Penurunan angka stunting di Kabupaten Sidoarjo, tahun 2023 telah menunjukkan angka menjadi 8,4 persen. Jumlah itu lebih rendah dibanding tahun sebelumnya yakni 16,1 persen di tahun 2022.
“Penurunan stunting ini adalah bukti bahwa mereka telah bekerjasama dengan baik. OPD Sidoarjo pasti mampu menekan angka stunting” terang politisi partai PKB, Abdillah Nasih.
Menurut Abdillah Nasih, kinerja OPD selama ini saling berkaitan antara satu dengan yang lain. Terutama dalam hal kesehatan dan kesejahteraan masyarakat. Diakui, selama ini kasus stunting lebih banyak dititikberatkan pada Dinas Kesehatan Sidoarjo. Namun, ada peranan besar dinas lain yang juga turut membantu dalam menurunkan angka stunting di Sidoarjo.
Stunting timbul bukan karena faktor kesehatan makanan saja tapi juga disebabkan asupan dan air bersih. Misalnya, stunting yang disebabkan karena kurangnya air bersih. Maka disitulah peran PDAM dan Dinas Perumahan dan permukiman untuk mengurus air bersih,” ungkap Abdillah Nasih.
Begitu pun dengan kasus stunting yang disebabkan oleh pola pengasuhan ibu terhadap anak. Maka, keterlibatan Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) menjadi sangat penting untuk menurunkan angka stunting di Sidoarjo.
“Jadi, keterlibatan semua pihak menjadi sebuah keharusan untuk sama-sama memikirkan bagaimana kasus ini segera turun,” tambahnya.
Kemenag
Bahkan, lanjut Abdillah Nasih, Kementerian Agama Sidoarjo yang terlihat tidak ada hubungannya sama sekali dengan peningkatan kasus stunting, juga memiliki peranan penting dalam mencegah terjadinya stunting. Salah satunya, dengan memberikan sosialisasi atau pemahaman tentang bagaimana mempersiapkan kehamilan saat rapak (bimbingan) calon pengantin.
“Termasuk menjadwalkan pemeriksaan kesehatan bagi calon kemanten. Jadi, rapak itu tidak melulu dengan seremoninya saja. Alhamdulilah di beberapa daerah sudah ada yang kerjasama antara puskesmas dengan kemenag,” terangnya.
Pihaknya berharap, kasus stunting di Kabupaten Sidoarjo terus mengalami penurunan. Sehingga program dan anggaran yang dicanangkan sebelumnya tersalurkan dengan baik, terutama dalam hal penurunan angka stunting di Sidoarjo.
“Saat ini yang dibutuhkan kolaborasi dari semua pihak dalam masalah stunting,” kata Sekretaris Komisi D DPRD Sidoarjo Bangun Winarso.
Dikatakan pemerintah tidak bisa berjalan sendirian dalam mengatasi persoalan ini. Edukasi terhadap semua lapisan masyarakat sangat dibutuhkan.mensosialisasikan cara mengatasi stunting dan Open Defecation Free (ODF) atau Stop Buang Air Besar Sembarangan.
Dalam upaya memerangi masalah stunting yang menghantui pertumbuhan balita, Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo mengambil langkah progresif. Mengumpulkan dokter anak dari rumah sakit dan ahli gizi dari 31 Puskesmas, mereka merencanakan pemberian Pangan Olahan untuk Keperluan Medis Khusus (PKMK) bagi balita stunting di Kota Delta.
Data dari Sistem Kesehatan Indonesia (SKI) pada 2023 menunjukkan bahwa angka kasus stunting balita di Sidoarjo telah turun menjadi 8,4 persen dari sebelumnya 16,1 persen pada 2022.
“Saat ini, angka rata-rata kasus stunting di Regional Jawa Timur mencapai 17,7 persen,” Ujarnya.
Meskipun target penurunan nasional adalah minimal 14 persen, angka rata-ratanya masih tinggi, yakni sebesar 21,5 persen.
Pada 2024 ini sebesar Rp125 miliar, sedangkan pada 2023 lalu sebesar Rp 185 miliar Maka itu, dana desa (DD) yang ada di Sidoarjo harus digunakan untuk membantu penurunan kasus stunting di Kabupaten Sidoarjo yang anggarannya mengalami penurunan.
Zero stunting
Ia mengajak seluruh perangkat daerah agar terus aktif dalam upaya pencegahan stunting sesuai dengan peran dan fungsinya masing-masing dalam mencapai Sidoarjo Zero New Stunting.
Sedangkan Zahlul Zussar, wakil ketua komisi D mengatakan, dirinya intens terhadap permasalahan stunting. “Ada 19 anak di Desa Kalitengah Tanggulangin menderita stunting. Tentu ini persoalan sangat serius,” tuturnya.
Rasanya sangat berat bila hanya mengandalkan pemerintah untuk mengatasi stunting. Masyarakat juga harus aktif dan segera melaporkan bila menemui anak di lingkungannya yang menderita stunting,” imbuhnya.
Menurut Zahlul, soal stunting bukan hanya masalah kondisi ekonomi, namun juga pemahaman soal masalah gizi.
“Sejak anak dalam kandungan, para orang tua harus tahu soal asupan makanan yang baik sehingga saat lahir, anak mereka tidak bermasalah pertumbuhannya,” imbuh Ketua DPC Partai Demokrat Sidoarjo ini.
Sementara itu, anggota komisi D lainnya, Saifuddin Affandi menjelaskan, akan terus sosialisasi mengenai stunting ini bagian dari kegiatan Komisi D yang berkampanye mengenai gizi untuk anak-anak. Sebab, pihaknya mendapatkan kenyataan di lapangan, sejumlah anak-anak di Kabupaten Sidoarjo, ada yang mengalami kekurangan gizi.
Kampanye mengenai gizi sekaligus upaya mengurangi stunting ini, bekerjasama dengan puskesmas-puskesmas di Kabupaten Sidoarjo. Sebab setiap puskesmas memiliki desa binaan. “Kegiatan ini digelar semua puskesmas di desa-desa di Sidoarjo,” ungkap Saifuddin Affandi.
Kata Saifuddin, selain memberikan bekal pengetahuan mengenai gizi dan pencegahan stunting kepada kader posyandu dan ibu-ibu di desa, sosialisasi ini sekaligus sebagai sarana untuk mengetahui secara langsung permasalahan terkait stunting di Sidoarjo.
Permasalahan terkait stunting itu nantinya akan menjadi pembahasan rapat internal di Komisi D dan dicarikan solusinya bersama dinas terkait di Pemkab Sidoarjo. “Dan nantinya kami akan mensupport kebutuhan anggaran di puskemas untuk menangani stunting ini,” beber wakil rakyat asal Kecamatan Taman ini.
Ditambahkan Saifuddin Affandi, upaya Komisi D DPRD Sidoarjo berkampanye soal gizi dan pencegahan stunting ini sekaligus bagian dari mendukung program pusat. Yakni menyiapkan generasi yang lebih baik ke depannya. “Ini upaya preventif. Tidak menunggu terjadinya stunting,” tandas Saifuddin.
Masih kata Saifuddin Affandi, sosialisasi pencegahan stunting secara langsung terjun ke desa-desa ini dilakukan mulai tahun ini. Tahun-tahun sebelumnya, kegiatan serupa digelar di puskesmas-puskesmas. “Tahun ini, kami langsung memantau dengan ikut datang ke desa-desa,” ungkap Saifuddin.
Saifuddin pun berharap upaya kampanye mencegah stunting langsung ke desa-desa ini bisa terus mengurangi angka stunting di Sidoarjo. Kata dia, selain puskesmas, pemerintah desa bisa melakukan kegiatan serupa karena APBDes memiliki anggaran untuk pencegahan stunting. “Sinergi ini diharapkan bisa mengurangi stunting dan menyiapkan generasi yang sehat dan cerdas,” pungkas Saifuddin Affandi.
Sebagaimana diketahui, prevalensi stunting di Sidoarjo telah menunjukkan penurunan yang signifikan. Pada tahun 2022, angka stunting tercatat sebesar 16,2%, namun berhasil turun drastis menjadi 8,4% pada tahun 2023. Hal ini menunjukkan adanya kemajuan yang berarti dalam upaya bersama berbagai pihak di Sidoarjo untuk mengatasi masalah stunting
M. Shofwan, dari Baznas Sidoarjo, menandaskan, kasus stunting atau masalah pertumbuhan pada anak di Sidoarjo disebabkan karena mengkonsumsi air tanah atau air sumur yang tidak layak mengandung logam berat timbal (Pb) lebih dari standar ukuran yang diperbolehkan.
Dia menyebutkan, kasus stunting di Sidoarjo yang disebabkan gizi buruk jumlahnya lebih kecil dibanding mengonsumsi air tanah yang mengandung timbal. Ia mengatakan dalam Permenkes RI Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010 dijelaskan kandungan timbal (Pb) dalam air yang aman untuk dikonsumsi sekitar 0,1 mg per liter.
program edukasi stunting di masyarakat harus lebih dimaksimalkan. Sosialisasi hidup sehat, gizi cukup dan menghindari mengonsumsi air tanah. “Jadi, polusi karbonnya tinggi,” katanya.
Diketahui, dari 18 Kecamatan di Sidoarjo, dua kecamatan yang saat ini masih tinggi angka stunting-nya, yakni Kecamatan Jabon dan Krembung. Dia menyebutkan, secara keseluruhan ada 24 desa yang membutuhkan intervensi dari Pemkab Sidoarjo untuk menurunkan kasus stunting, salah satunya menjamin pemenuhan gizi anak. (Adv, hds)