Cakrajatim.com – Sidoarjo: Ketua Komisi B DPRD Sidoarjo, Bambang Pujianto, meminta inovasi dalam parkir elektronik di Sidoarjot titik tolak nya adalah pelayanan masyarakat. Teknologi parkir yang baru pertama kali diperkenalkan di Sidoarjo untuk mencegah kebocoran pendapatan.
PT ISS ( Indonesia Sarana Service) bekerja sama dengan Dinas Perhubungan Sidoarjo meluncurkan kartu e-voucher portal pembayaran tarif parkir secara elektronik. Teknologi ini sangat efektif untuk menekan kebocoran pendapatan karena sistemnya sudah non-tunai.
Bambang berharap sistem baru parkir elektronik ini harus cepat disosialisasikan ke masyarakat. Sebagai sistem baru memang butuh proses untuk diperkenalkan ke publik. Itu tugas pengelola untuk sosialisasi.
Dengan non-tunai ini tidak lagi ada kebocoran karena pembayaran sudah gunakan kartu (voucher). Tetapi di mana masyarakat bisa beli dan dapatkan voucher. Kalau susah dapatkan voucher, masyarakat pilih pakai uang tunai.
Ia menyarankan penjualan voucher usahakan ditempat yang mudah dijangkau masyarakat seperti alfa dan indomaret bila perlu loket tersedia di kampung, desa, Bumdes dan lain-lain.
Sebagai sesuatu yang baru, Bambang Bisa memahami butuh waktu proses perkenalan e-voucher kepada masyarakat. Masyarakat juga tidak langsung percaya, karena itu perlu waktu cukup lama. “Saya saja tidak tahu tempat dan bagaimana membeli e-voucher parkir, ” Terangnya.
Tarif parkir yang dikenakan dalam parkir elektronik ini tidak boleh melebihi Perda nomor 1 tahun 2024. Untuk motor Rp 2 ribu dan mobil Rp 4 ribu. Namun Tarif ini tidak berlaku di tempat khusus seperti GOR, yakni mobil Rp 5 ribu.
E-voucher parkir dikenalkan pertama kali oleh Direktur Opersional PT ISS-KSO, Dian Sutjipto di sela-sela acara soft launching kartu e-voucher portal di area parkir Pasar Larangan, Kecamatan Candi, pertengahan Oktober 2024..
PT ISS akan memudahkan warga dalam proses pembayaran parkir. Selain itu, nilainya juga lebih murah daripada yang konvensional atau pembayaran tunai.
Warga bisa mendapatkan kartu e-voucher dengan membeli di Kantor Dishub Sidoarjo, Jalan Raya Candi Nomor 107. Dan juga di 48 titik parkir PT ISS-KSO, seperti di pasar-pasar tradisional, GOR Gelora Delta dan lokasi parkir tepi jalan.
Untuk pembelian pertama harganya Rp 35 ribu yang bisa dipakai untuk parkir berapa kalipun selama sebulan penuh. Dalam sehari, warga hanya dikenakan sekali bayar, meskipun melakukan parkir kendaraan di beberapa titik di wilayah Kabupaten Sidoarjo.
Menurut Bambang, dengan membayar parkir dengan e-voucher maka sudah tidak perlu membayar lagi bila ingin parkir ditempat lain. Pokoknya dalam parkir selama 24 jam cukup hanya membayar satu kali saja.
Jadi ini bukan seperti kartu pra bayar seperti e-tol yang terkurangi di setiap transaksi. Jadi warga bisa menghemat uang parkir.
Di bulan berikutnya, kartu e-voucher portal ini bisa diisi ulang, mulai dari Rp 10 ribu hingga Rp 30 ribu.
Anggota Fraksi Gerindra, Anang Siswandoko S. T, menegaskan, jangan ada ribut-ribut lagi soal KSO pemerintah dengan swasta seperti waktu yang lalu. Setiap langkah dalam kerjasama ini harus dipikir masak-masak. Pelayanan jadi terganggu dan pendapatan parkir akhirnya jadi polemik.
Dalam Perjanjian KSO awal mukanya disebutkan titik parkir terdapat 350 titik, lalu terjadi penolakan oleh pihak ketiga yang berbuntut pihak ketiga meminta adendum dengan kajian ulang tentang jumlah titik parkir. Dari kajian univ Brawijaya Malang akhirnya jumlah titik parkir merosot menjadi 87 titik saja.
Bambang Pujianto menambahkan, jumlah titik parkir yang diakui dalam parkir elektronik adalah kajian dari univ Brawijaya sebanyak 87 titik. “Info yang saya dapat alat (jukir) e voucher baru sekitar 50 alat yang tersedia di masing-masing titik parkir, ” Ujarnya.
Di Indonesia, sistem e-voucher bukan sesuatu yang baru, di Surabaya sudah lama diterapkan. Di Bandung, Jakarta. Tetapi sebagai sistem pembayaran non tunai ini adalah cara yang baiik untuk mencegah kebocoran karena transaksinya menggunakan kartu.
Tentang target pendapatan parkir mengalami perbedaan yang sangat jauh. Dulu ketika KSO dengan PT ISS, target pendapatah parkir Rp 32 miliar/tahun. Tapi karena ada perbedaan titik parkir dengan data sesuai kajian Unibraw maka target pendapatan untuk APBD 2025 sebesar Rp 7 miliar.
“Ya mau gimana datanya sesuai kajian Unibraw, jatuhnya Rp 7 miliar, ” Ujarnya.
Sementara itu dinas perhubungan Sidoarjo menyatakan penggunaan digital parking merupakan bagian dari kewajiban yang harus dipenuhi PT ISS-KSO dalam jalinan kerjasama pengelolaan lokasi parkir tepi jalan umum dan tempat khusus.
PT ISS-KSO sudah harus menggunakan teknologi digital di tahun kedua. Tahun ini memang belum bisa sepenuhnya.
“Kalau nggak salah, baru akan dijalankan di 48 dari 87 titik parkir yang mereka kelola. Tapi, tahun depan penggunaannya sudah harus bisa di semua lokasi,” ungkapnya pejabat Dishub.
Dishub Sidoarjo akan terus melakukan pemantauan atau pengawasan secara ketat terhadap pelaksanaan digital parking yang menggunakan metode kartu e-voucher portal ini dengan menurunkan petugas untuk melakukan pengecekan di lapangan secara rutin dan berkala
Pemantauan dilakukan untuk memastikan bahwa program kartu e-vocher portal tersebut bisa berjalan sesuai dengan konsep yang dibuat sebelumnya, yaitu kualitas pelayanan parkir yang diberikan pada masyrakat akan jauh lebih bagus dari sebelumnya.
“Tidak ada lagi uang tunai yang beredar di area parkir. Dengan begitu, kami harapkan bisa meminimalisasi kebocoran. Selain itu juga ada potensi peningkatan PAD (Pendapatan Asli Daerah,red) dari sektor ini, karena kerjasama dengan ISS ini berdasarkan bagi hasil keuntungan,” terangnya.
Untuk itu, ia mendorong warga untuk ikut mensukseskan program ini dengan mulai membiasakan diri melakukan pembayaran tarif parkir dengan kartu e-voucher portal dan sedikit demi sedikit meninggalkan pola pembayaran tunai.
Sistem e-parking di Sidoarjo biasanya menggunakan aplikasi atau alat pembayaran nirsentuh (seperti QR code) yang memudahkan pengunjung untuk melakukan pembayaran secara digital. Dengan adanya sistem ini, pengunjung dapat membayar parkir tanpa harus mencari uang tunai atau menemui juru parkir.
Parkir elektronik (e-parking) di Sidoarjo merupakan bagian dari upaya pemerintah daerah untuk memodernisasi sistem parkir dan meningkatkan kenyamanan serta efisiensi pengelolaan ruang parkir di kota tersebut. Implementasi sistem parkir elektronik ini bertujuan untuk mempermudah proses pembayaran parkir dan meningkatkan transparansi dalam pengelolaannya.
Sistem e-parking di Sidoarjo umumnya menggunakan aplikasi atau QR code yang bisa diakses melalui ponsel pintar, sehingga pengendara bisa melakukan pembayaran parkir tanpa perlu menggunakan uang tunai. Dengan menggunakan sistem ini, warga atau pengunjung yang parkir di area yang sudah terpasang sistem e-parking dapat langsung melakukan pembayaran secara digital.
ISS telah melakukan uji coba penggunaan e-voucher sebagai alat pembayaran retribusi parkir sistem digital itu di kawasan perparkiran berlokasi di Puskesmas Sukodono dan Buduran.
Alhamdulillah, masyarakat memberikan respon bagus terhadap sistem yang kami terapkan ini, karena prosesnya dibilang lebih mudah dan cepat, kata Direktur Operasional ISS, Dian Sutjipto pada awak media
Ditambahkan, keuntungan bagi para pengguna e-voucher, yakni mereka hanya dikenakan sekali bayar Rp 2000, walaupun berulangkali memarkir kendaraannya dalam sehari di area yang dikelola ISS.
“Kami jamin saldonya tidak berkurang saat e-vouchernya di-tape in atau tape out saat parkir,” tandasnya. Lebih lanjut, Dian menjelaskan, selama masa uji coba ISS mencetak 500 e-voucher. Kartu ini bisa diperoleh di gerai resmi atau toko swalayan dan instansi yang bekerja sama dengan kita. Minimal top up Rp10.000
Berikut beberapa fitur dan keuntungan dari parkir elektronik di Sidoarjo:
- Pembayaran digital – Pengguna bisa melakukan pembayaran dengan mudah melalui aplikasi atau QR code, yang memungkinkan transaksi lebih cepat.
- Transparansi – Dengan sistem ini, pengelolaan parkir menjadi lebih transparan karena transaksi tercatat secara digital dan dapat dipantau oleh pemerintah.
- Mengurangi potensi kebocoran pendapatan – Sistem ini meminimalkan adanya pungutan liar yang bisa terjadi pada sistem parkir konvensional.
- Akses informasi lebih mudah – Pengguna bisa mengetahui tarif parkir, waktu parkir yang telah digunakan, dan status parkir secara real-time melalui aplikasi.
- Peningkatan kenyamanan – Tanpa perlu menunggu uang kembalian atau mencari mesin pembayaran, pengguna cukup mengakses aplikasi di ponsel mereka. (adv, hds)