Sidoarjo – cakrajatim.com: Ketua Komisi A DPRD Sidoarjo, Rizza Ali Faidzin, akan terus mendorong peran media untuk berkembang dalam menyampaikan informasi secara cepat dan akurat ke masyarakat.
Kemajuan teknologi digital memberikan wartawan bekerja dengan cepat dalam membuat berita. Rizza geleng-geleng melihat kecepatan wartawan dalam menulis berita. “Kita bicara di atas podium belum selesai bicara, berita sudah ditulis dan tersebar ke mana-mana, ” Terangnya sambil tertawa kecil.
Berbicara sebagai nara sumber di depan 100 an wartawan Sidoarjo, bersama anggota komisi A, Elok Suciati, dalam acara Sosialisasi Pengadaan Barang dan Jasa (PBJ) untuk iklan. Media, Rizza mengatakan, wartawan menjadi profesi yang sangat dibutuhkan masyarakat.
Hubungan sinergis wartawan dan DPRD perlu ditingkatkan. Dengan harapan kerja-kerja wakil rakyat di bidang legislasi, budgeting dan pengawasan dapat diketahui masyarakat.
“Sekarang ini kalau ada kejadian, kita sudah langsung tahu tanpa harus menunggu besok, ” Katanya. Masyarakat dapat cepat tahu sebuah peristiwa atau kejadian berkat kemajuan teknologi, ” Katanya.
Ia memberikan apresiasi dan mendukung penuh upaya digitalisasi layanan publik yang diselenggarakan Diskominfo Kabupaten Sidoarjo.
Transformasi digitalisasi ini sangat kami dukung, aplikasi ini diharapkan bisa menjadi pusat data yang terbuka dan terpercaya. Ia mengatakan yang penting untuk akuntabilitas publik.
H. Rizza Ali Faizin juga mengatakan sosialisasi seperti ini sangat penting untuk menyamakan persepsi pemahaman antara pemerintah dan media, agar bisa memberikan dampak nyata dalam tata kelola Informasi pemerintah,” terangnya
Ia juga menyampaikan perkembangan potensi wartawan saat ini berbeda dengan masa lalu, pembangunan sidoarjo di segala bidang butuh dukungan insan media.
Support media terhadap persoalan sidoarjo sangat diperlukan, apalagi wakil rakyat, sangat butuh kecepatan informasi. Masyarakat sidoarjo juga membutuhkan informasi yang disuguhkan oleh media, Ia berharap media menulis berita yang adem, informatif dan mencerdaskan.
Pemkab Sidoarjo harus memberikan perhatian lebih kepada insan media Sidoarjo. Dari informasi yang diperoleh dari teman media, ternyata alokasi anggaran media Sidoarjo relatif kecil. Ini tidak sebanding dengan daerah lain, sebut saja Gresik atau Pasuruan yang lebih besar dari Sidoarjo.
Selepas menjadi Narsum, di tempat sosialisasi PBJ, Rizza terlibat obrolan dengan wartawan guna mendengar masukan wartawan tentang pagu iklan Kominfo untuk wartawan. Ia mendengar banyak tentang berbagai persoalan iklan media.
Sebagai gambaran, advertising penayangan online di kabupaten Ngawi saja Rp 4 juta. Bandingan dengan Kominfo Sidoarjo yang hanya Rp 1,5 juta. Kabupaten Gresik, Mojokerto, Pasuruan yang berada satu lingkar daerah Sidoarjo jauh lebih tinggi harga iklannya dari Sidoarjo.
Rizza mengaku prihatin setelah banyak mendengar keluhan wartawan Sidoarjo tentang minimnya anggaran kominfo. Dia menanyakan, berapa sebenarnya anggaran media di Kominfo? Dia juga menanyakan jumlah wartawan dan sistem pembuatan advertising.
Cerita lain seorang teman wartawan kepada Haji Rizza, bahwa Kabupaten Banyuwangi saja budget iklan media tahun 2019 mencapai Rp 6 miliar, Kabupaten Badung, Provinsi Bali juga sama Rp 6 miliar. Sementara di kabupaten Sidoarjo di bawah Rp 1 miliar.
Rizza menyarankan untuk advertising hendaknya datanya (rilis) jangan di suguhkan Kominfo. Advertising itu kan dibayar OPD, maka karyanya harus original dari wartawan sendiri dengan cara mengikuti kegiatan pejabat Pemkab.
Ia menjanjikan akan koordinasi dengan Kominfo, untuk mencari solusi dan cara bagaimana menyelesaikan masalah ini. “Kabupaten Sidoarjo punya APBD besar, masak kalah dengan daerah lain dalam mengalokasikan anggaran media. Yang penting ada Nomenklatur maka tambahan anggaran bisa diajukan, ” Tegasnya.
Berita yang berimbang tanpa membawa kepentingan akan menghasilkan informasi yang baik, tegasnya.
Sedangkan anggota komisi A DPRD Sidoarjo, Elok Suciati, menyampaikan sebagai wakil rakyat butuh media untuk menyampaikan pikirannya. “Namun kadang saya juga ngeri kalau berteman wartawan. Banyak berita – berita yang justru menyudutkan saya, ” Terangnya.
Mantan Kades Sidokepung, Buduran, itu berkeinginan untuk berteman dengan banyak wartawan. Tapi ia juga masih sedih bila mengingat wartawan suka menulis sisi negatifnya. Secara garis besar, Elok, mengatakan wartawan punya peran besar untuk menjaga Sidoarjo yang bersih dan aman.
Ia meminta wartawan menulis secara proporsional, dengan mendahului fakta dan data. Kalau wartawan menulis semaunya, tentu ini tidak baik bagi pembacanya. “Saya ingin berteman dengan wartawan tapi beritanya yang seimbang, ” Tuturnya.
Anggota komisi C, M Rojik, berharap Insan Pers harus menjadi mintra strategi DPRD Kabupaten Sidoarjo dalam menjalankan tugas sebagai fungsi kontroling, budgeting dan pembuat Perda di Kabupaten Bandung.
“Agar bisa menjadi mitra, saya berharap wartawan harus profesional dan mampu memahami tugas dan fungsi DPRD Kabupaten Bandung,” tandasnya.
selama ini DPRD Kabupaten Sidoarjo dan wartawan telah melakukan kerjasama yang baik. Ia berharap kerjasama ini dapat lebih ditingkatkan.
Lebih jauh ia menginginkan ada kesamaan pandangan antara wakil rakyat dan wartawan untuk menilai sebuah peristiwa secara arif. Jangan termotivasi adu domba, tidak manas-manasi. Menjaga keamanan agar Sidoarjo semakin kondusif.
Program pemerintah dalam membangun
Sidoarjo perlu dikawal media, seperti pembangunan infrastruktur jalan, jembatan, sekolah. Sampaikan temuan itu secara proporsional agar Pemkab tanggap terhadap persoalan di lapangan.
Anggota komisi C, Emir Firdaus, berharap wartawan berkontribusi terhadap pembangunan Sidoarjo. Mengedukasi masyarakat melalui berita yang positif, informatif. Hubungan legislatif dan media juga harus dibangun dengan prasangka yang baik.
“Saya mendukung kegiatan wartawan dengan uji kompetensi wartawan, kunjungan kerja, maupun simposium pendidikan jurnalistik, ” Ujarnya.
Dalam kegiatan sosialisasi di hadiri Dra. Noer Rochmawati, M.Si, Kepala Diskominfo Sidoarjo beserta jajarannya, H.Rizza Ali Faizin, Elok Suciati, Komisi A DPRD Kabupaten Sidoarjo, perwakilan dari tim PBJ, beserta ratusan peserta perwakilan dari berbagai media cetak, elektronik.
Dalam sambutannya Kepala Diskominfo Sidoarjo Noer Rochmawati, menegaskan bahwa digitalisasi merupakan langkah strategis untuk mewujudkan layanan publik yang efesien, transparan dan akuntabel terutama dalam kemitraan pemerintah dengan media, sesuai dengan perkembangan teknologi digital yang lebih modern.
” Digitalisasi bukan sekedar tuntutan jaman tapi kebutuhan. Sistem manual dalam pengadaan barang dan jasa media tidak lagi relevan, kita butuh sistem yang cepat, tertib dan itu bisa dicapai dengan teknologi digitalisasi,” terangnya
” Melalui kegiatan sosialisasi ini, ia berharap seluruh insan media memahami prosedur baru untuk pengadaan jasa publikasi yang terintegrasi secara digital,
mulai dari tahapan penawaran, kontrak kerja hingga pembayaran dapat dilakukan lebih cepat, tertib dan sesuai aturan,” jelasnya
Aplikasi pendataan media di rancang untuk menyederhanakan dan mendokumentasikan kemitraan antara pemerintah dengan media, sekaligus untuk mendukung tertib administrasi dan verifikasi yang sah, agar tidak perlu lagi menyerahkan berkas secara manual.
Kami berharap kerjasama kedepan berjalan dengan praktis dan akurat, semua media mengisi data secara lengkap dalam aplikasi agar verifikasi dan evaluasi lebih efektif,” tegasnya.
.