Sidoarjo – cakrajatim.com: Proyek pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sedati, sepertinya tidak selesai akhir tahun 2025. Progresnya sampai Oktober baru mencapai 20%.
Berdasarkan pantauan dilapangan, pembangunan RSUD Sedati yang mulai dikerjakan pada Juli 2025 ini belum juga memenuhi target yang telah disepakati antara Pemkab Sidoarjo dengan PT. Ardi Tekindo Perkasa (ATP) selaku kontraktor pelaksana proyek.
Terlihat para pekerja sedang mengerjakan pondasi bangunan di sisi utara atau di sebelah Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Sedati. Begitu juga masih ada beberapa set tiang pancang yang belum dipasang, jumlahnya sekitar 5 set hingga 7 set.
“Ya tinggal itu (tiang pancang, red) yang belum terpasang, pak!,” kata salah satu pekerja bangunan sambil menunjuk tumpukan tiang pancang, Rabu (8/10/2025).
Setiap harinya ada sekitar 65 orang pekerja bangunan dalam pengerjaan proyek RSUD Sedati tersebut, namun tidak diberlakukan sistem shift untuk mengejar target sebagaimana yang telah disampaikan oleh Direktur PT. ATP, Rony Pujiantoro pada Senin (29/9/2025) lalu.
Saat itu, Rony Pujiantoro menyampaikan bahwa pihaknya akan melakukan penambahan pekerja, mendatang material serta melakukan shift panjang untuk mengejar keterlambatan pengerjaan proyek senilai Rp 51,7 Milyar tersebut. Dengan harapan pada bulan Oktober 2025 bisa memenuhi target sebesar 20 persen.
“Tidak ada shift, pak! Kalau lembur, iya! Itupun tidak setiap hari,” ucap pekerja yang tidak mau disebutkan namanya itu.
Ahmad Mukhlis, Pejabat Pembuat Komitmen (PPKom) proyek pembangunan RSUD Sedati saat dihubungi via WhatsApp (WA)-nya mengungkapkan bahwa pihaknya belum memberikan pembayaran termin/tahap pertama kepada PT. ATP.
Sesuai dengan surat perjanjian yang telah disepakati bersama bahwa pihak Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sidoarjo memiliki kewajiban melakukan pembayaran sebesar 15 persen dari nilai kontrak, apabila pengerjaan sudah mencapai 20 persen.
“Belum,” jawab Ahmad Mukhlis singkat.
Sementara itu, Arif selaku perwakilan dari PT. ATP belum bisa dimintai keterangan terkait lambatnya proyek pembangunan RSUD Sedati yang direncanakan setinggi 3 lantai itu.
“Saya di Jakarta,” jawab Arif melalui pesan WA-nya.
Lambatnya proyek pembangunan RSUD Sedati tipe D dengan kapasitas 50 tempat tidur dan menyediakan 4 layanan dasar itu sangat merugikan Pemkab Sidoarjo, khususnya masyarakat Sedati dan sekitarnya yang ingin segera mendapatkan atau merasakan pelayanan kesehatan secara baik. (hd)