Opini hadi
Masihkah ada jalan Damai ketika ego mencengkeram kuat. Merasa paling benar. Paling kuat. Keukeuh pada putusannya dan seolah tak ada kompromi, sungguh tontonan yang memualkan bagi rakyat Sidoarjo.
Para kiai Sidoarjo perlu turun untuk kembali menyatukan matahari kembar. Sungguh ironis saat banyak daerah berlomba membangun daerahnya, yang terjadi di Sidoarjo justru berlomba adu kekuasaan dan kekuatan.
Dan rupanya konflik Bupati dan wakil bupati bukannya menuju titik temu tapi malah meruncing, kabar terakhir Wabup, Mimik Idayana, Selasa hari ini mengirimkan surat ke seluruh Kepala OPD di Sidoarjo.
Mereka diminta tunduk pada UU tentang Pemerintah, UU tentang administrasi pemerintahan dan UU Tentang Aparatur Sipil .
Kedua tokoh ini Seharusnya memberikan kenyamanan, kedamaian baik kepada aparatur Sipil dan publik Sidoarjo. Sidoarjo di kenal bukan karena prestasinya tapi karena konfliknya. Ngeri.
Betapa tidak Wabup sampai melaporkan perihal pelantikan yang dianggap cacat hukum ini ke Mendagri.
Coba tengok konflik mereka telah menghiasi jagat medsos di tiktok, youtube, metro TV, JTV, detik.com dan hampir seluruh media online yang aktif di Sidoarjo, berita Sidoarjo sudah menyebar seluruh Indonesia.
Bupati dan wabup seharusnya saling menjaga kewibawaan, jangan ribut hanya untuk urusan bagi-bagi jabatan (OPD). Bukannya mewujudkan visi misi tapi berkutat pada kultur kuno itu, ribut urusan remeh temeh.