Sidoarjo – cakrajatim.com: Keluarga miskin yang selama 4 tahun tinggal di kolong jembatan Trosobo, menyentuh perhatian Bupati Subandi, untuk menjenguk keluarga ibu Mujiana. Bupati menawarkan untuk direlokasi di Rusunawa.
Keluarga ibu Mujiana menjadi salah satu warga kurang mampu di Kabupaten Sidoarjo. Keadaan yang mengharuskan ia memilih tempat tinggal tidak layak huni. Selama empat tahun ia tinggal di bawah jembatan layang Trosobo Taman. Sehari-hari ia bersama suami dan empat anaknya menempati rumah berdinding triplek.
Kehidupan perempuan 37 tahun itu kini semakin penuh derita. Kehidupan ibu Mujiana bak sinetron. Warga Desa Tanjungsari Kecamatan Taman tersebut ditinggal lari sang suami. Sejak bulan September lalu ia tidak tahu suaminya entah kemana. Yang lebih meyakitkannya, sang suami pergi meninggalkan hutang. Beberapa kali ia harus menghadapi sang penagih hutang. Padahal uang pinjaman sebesar Rp. 2,5 juta itu tidak dinikmatinya. Uang tersebut turut dibawa lari suaminya.
Tidak lama lagi kehidupan Mujiana segera membaik. Ia bersama empat anaknya yang masih kecil bersedia tinggal ditempat yang layak. Siang tadi Bupati Sidoarjo H. Subandi menawari Mujiana untuk tinggal di Rusunawa, Pemkab Sidoarjo akan menggratiskan biaya sewa bagi Mujiana. Bupati juga akan menjamin pendidikan bagi empat anak Mujiana.
“Nanti kita siapkan Rusun biar ibu Mujiana mendapatkan tempat tinggal yang layak dan putri-putrinya mendapat akses pendidikan yang baik,”ucapnya.
Bupati H. Subandi mengaku sedih melihat kondisi warganya yang seperti ini. Ditambah lagi dengan kondisi anak-anak Mujiana yang tidak tersentuh pendidikan. Hal seperti ini akan menjadi Pekerjaan Rumah (PR) untuk segera dituntaskannya. Namun ia mengajak semua pihak untuk mendukung program-program kesejahteraan masyarakat yang dilakukannya.
“Seperti ibu ini menempati rumah yang tidak layak, anaknya tidak sekolah, ini yang menjadi PR kita untuk secepatnya kita tuntaskan bersama,”ucapnya.
Mujiana mengaku bersedia pindah ke Rusunawa seperti yang ditawarkan bupati. Ia sadar rumah yang ditempatinya saat ini benar-benar tidak layak. Selain berdinding triplek, atap asbesnya banyak yang retak dan berlubang. Selain itu rumahnya sering kali tergenang air saat hujan turun. Pasalnya sungai dbelakang rumahnya kerap meluber. Bahkan ia pernah menemukan ular masuk kedalam kerumahnya. Ia juga sadar tanah yang ditempatinya bukan miliknya.
“Kalau hujan ituloh kali belakang banjir,”ujarnya.
Mujiana juga sempat menceritakan kondisi kehidupan yang dijalaninya saat ini. Ia tidak habis fikir suaminya meninggalkan dirinya beserta hutangnya. Dikatakannya hampir tiap hari bank keliling/bank titil datang kerumahnya. Bahkan penagih hutang berani menulisi pintu rumahnya agar suaminya mencicil pinjamannya.
“Durung bank titile setiap hari, dereng Mekar (koperasi simpan pinjam), pencairan Mekar pinjaman, cair digowo mlayu, minggat,”ucapnya sedih.
Mujiana menyambut baik tawaran Bupati dan mengaku bersedia pindah ke Rusunawa. Ia sadar betul rumah yang ditempatinya saat ini sangat tidak layak, bahkan mengancam keselamatan. Selain berdinding triplek, atap asbesnya banyak yang retak dan berlubang.
Kondisi tersebut diperparah dengan lokasi huniannya yang rawan bencana. Sungai di belakang rumahnya kerap meluber saat hujan turun, menyebabkan rumahnya tergenang air.
“Kalau hujan ituloh kali belakang banjir,” ujarnya. Ia bahkan pernah menemukan ular masuk ke dalam rumahnya. Selain itu, ia menyadari bahwa tanah yang ia tempati bukanlah miliknya.
Relokasi ke Rusunawa ini menjadi harapan baru bagi Mujiana dan keempat anaknya untuk memulai hidup yang lebih baik dan memastikan masa depan pendidikan anak-anaknya.
Di tempat lain di kelurahan Magersari, Bupati Sidoarjo melihat dari dekat kondisi rumah yang ambruk di terjang angin kencang.
Hujan deras disertai angin kencang yang melanda wilayah Sidoarjo pada hari Senin (21/10/2025) sore sekitar pukul 17.00 WIB menyebabkan rumah salah satu warga di Kelurahan Magersari Sidoarjo ambruk.
diketahui rumah tersebut milik Bapak Alfa warga yang berlokasi di RT 11, RW 4. Walaupun tidak ada korban jiwa namun setelah peristiwa itu rumah tersebut sudah tidak dapat dihuni lagi.
Mengetahui hal ini bersama Plt. Kepala BPBD Kabupaten sidoarjo Sabino Marioano, Kepala Badan Pelayanan Pajak Daerah Noer Rochmawati, Camat Sidoarjo Bupati Sidoarjo H. Subandi meninjau lansung kondisi rumah yang telah mengalami kerusakan, Kamis 23/10/2025.
Subandi menghimbau agar pemerintah Daerah memalui dinas terkait segera melakukan perbaikan/membangun kembali agar rumah dapat ditempati kembali.
Iapun menyampaikan turut prihatin atas kejadian ini, namun ia juga memberikan harapan jika tidak lama lagi rumah yang memang sebelumnya telah lapuk sehingga sangat berisiko ambruk jika terjadi hujan akan dilakukan pembangunan kembali.
“Kami bersama BPBD, BPPD, P2CKTR, Camat serta Lurah hadir disini untuk memberikan support agar segera dilakukan perbaikan, dari rencana perbaikan atap yang awalnya menggunakan kayu saya menghimbau agar menggunakan baja ringan, selain lebih mudah dalam pengerjaanya juga akan lebih tahan lama”katanya.
Subandi juga mengucapkan terima kasih kepada warga bersama petugas gabungan dari BPBD, TNI, Polri, serta Linmas yang langsung bergerak cepat melakukan evakuasi dan pembersihan puing-puing rumah yang ambruk.
“Semoga tindakan baik ini dapat diterima dengan baik oleh korban, dengan dilakukan perbaikan dan pembangunan kembali yang sudah ambruk, agar segera bisa ditempati kembali dengan kondisi yang lebih aman dan nyaman,” pungkasnya.
Sementara itu TNI dan pemerintah daerah menjalankan program perbaikan rumah tidak layak huni di desa Kedongdong.
Program pengerjaan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) oleh Satgas TMMD adalah sebuah inisiatif TNI dan pemerintah daerah yang bertujuan untuk membantu masyarakat yang tinggal di rumah yang kondisinya tidak memenuhi standar kesehatan dan keselamatan.
Program ini difokuskan pada perbaikan rumah-rumah yang mengalami kerusakan atau ketidaklayakan yang dapat mempengaruhi kesehatan dan kesejahteraan penghuninya.
Rumah Tidak Layak Huni juga didefinisikan sebagai rumah yang aspek fisik dan mentalnya tidak memenuhi syarat. Untuk menunjang fungsi rumah sebagai tempat tinggal yang baik maka harus dipenuhi syarat fisik yaitu aman sebagai tempat berlindung dan secara mental memenuhi rasa kenyamanan.
Program RTLH yang dijalankan oleh satgas TMMD ke 126 pada Jumat (24/10/2025) bekerja sama dengan pemerintah daerah, yang melibatkan TNI dan masyarakat Desa Kedondong. (ADV, hd)










