Sidoarjo – cakrajatim.com: Dirut PT Yang Andalan Utama (YAU), Imam Sugiri, berharap kontraktor yang memiliki rekam jejak baik untuk diberikan ‘karpet merah’ dalam setiap lelang proyek.
Mantan ketua PAN Sidoarjo ini menanggapi ‘opini hadi’ yang dalam tajuknya menulis “Proyek Babak Belur, kontraktor Perlu Diruwat”,
PBJ (Pengadaan barang dan Jasa) yang melelang proyek untuk tidak kaku menjalankan administrasi. Ada faktor ‘karpet merah’ yang ditentukan berdasarkan track record selama menggarap proyek.
Ia pernah mengikuti lelang proyek besar yang dikalahkan karena faktor kubikasi truk. Truknya daya muatnya tidak sesuai syarat administrasi yaitu kurang 0,00 m2. Gara-gara kubikasi itu YAU digugurkan. Padahal penawarannya paling rendah.
Saat kesempatanmu YAU mengerjakan perbaikan Jembatan kedung Peluk, Candi, mampu menyelesaikan 58 hari dari kontrak 90 hari. Prestasi kerja seperti ini seharusnya jadi catatan PBJ dalam menentukan karpet merah.
Dan sepengetahuannya, banyak rekanan Sidoarjo yang bisa bekerja dengan baik. ‘Boleh saja acuannya administrasi dalam menentukan pemenang, namun bila tidak jeli melihat track record akhirnya kedodoran seperti sekarang, ” Ujarnya.
Imam juga prihatin dengan kondisi sekarang dimana pekerjaan kontraktor yang molor telah mengecewakan banyak pihak. Kalau molor satu pekan atau satu bulan masih wajar. Tetapi kalau lebih dari itu, kasihan rakyat Sidoarjo.
Seperti RSUD Sedati, seharusnya dipilih kontraktor yang teruji betul pengalamannya. Tidak bisa kondisi ini dibiarkan terus, harus ada terobosan untuk memperbaiki aturan lelang. “Kalau begini kan rugi semua kita. Pemerintah rugi, rakyat sebagai pemilik uang ikut rugi, ” Ujarnya. (hds)











