Sungguh aneh kenapa lelang proyek fisik sidoarjo di bulan Januari tidak optimal. Perencanaan lelang sudah, dokumen pengadaanpun sudah dan tinggal dibuka saja lelang untuk mengejar waktu mengingat kerusakan jalan2 di Sidoarjo sudah masiv. Musim hujan mempercepat kerusakan. Tapi sungguh misterius kenapa lelang tidak bergerak.
Saya makin skeptis, susah mencari orang yang mau kerja keras. Yang mau mengabdikan dirinya sebagai agen pelayanan masyarakat.
Menjelang februari, lelang proyek Sidoarjo masih adem ayem. APBD 2021 yang di sahkan akhir tahun lalu seperti tidak ada gregetnya. Toh lelang belum berjalan maksimal. ULP masih landai – landai saja seolah waktu tidak penting bagi mereka.
Anggota DPRD Sidoarjo sudah ngos – ngosan menggodok APBD akhir tahun 2020 dan lelang perencanaan proyek strategis diselesaikan akhir tahun supaya januari 2021 sudah bisa melelang fisik. Ternyata itu hanya retorika. Januari lewat begitu saja. Lelang proyek Masih adem ayem. ULP dan OPD masih tiarap. Hanya segelintir proyek kecil yang berjalan.
Rupanya ULP (Unit Lelang Pengadaan) sulit diajak berlari cepat. Mereka biasa berjalan dengan persneling rendah. Koridor lelang sidoarjo selalu tergopoh – gopoh bila sudah mendekati kuartal ke – 4. Kalau sudah begini kontraktornya terpontal- portal karena harus menghadapi tutup tahun dan hujan. Tahu sendiri kan, kalau sudah akhir tutup tahun lawannya adalah waktu. Jangan sampai terlambat atau siap menerima resikonya.
Kontrolnya lagi tidak ada dan tidak akan pernah ada penjelasan kenapa lelang molor. Satu2nya harapan masyarakat Sidoarjo kelak dipasrahkan pada 2 figur yakni Gus Muhdlor dan Subandi untuk bisa merubah budaya santai menjadi kerja ‘full speed ‘…(hadi)