cakrajatim.com, Sidoarjo: Wakil rakyat dari Krian, Sujalil, merasa puas dengan kinerja tim persiapan pembangunan fly over kecamatan Krian, yang cekatan dalam pendekatan pemilik Bangli. Hingga proses pembebasan lahan untuk proyek jalan layang Jeruk Gamping, berjalan cepat.
Kecepatan dalam pembebasan lahan ini menunjukkan keseriusan Pemkab menyelesaikan proyek yang diharapkan dimulai Juni tahun ini. Persilangan jalan desa ditengah perlintasan rel kereta api desa Jeruk Gamping selama ini menjadi titik pusat kemacetan.
Jalan sempit untuk dua arah di persimpangan jalan yang tepat berdiri di perlintasan kereta api tiap pagi dan sore dipastikan macet. Kadang kemacetan tak mengenal waktu. Volume kendaraan yang tinggi ditambah perlintasan ditutup ada kereta lewat membuat kemacetan panjang.
Untuk melebarkan jalan, menurut kader PDI perjuangan ini tidak akan banyak membantu mengurangi kemacetan. Solusinya hanyalah dengan membangun jalan layang di atas perlintasan rel kereta api. “Solusi yang ditempuh Pemkab saya anggap sudah tepat, ‘” Ujarnya.
Tapi yang membuatnya lebih surprise adalah tim pembebasan yang menuntaskan tugasnya dengan cepat tanpa ada kendala di lapangan.
Ketua Komisi C, Suyarno, meminta bila pembebasan sudah tuntas langsung saja dikerjakan. Agar lahan eks Bangli tersebut tidak ditempati lagi oleh penghuni baru. Atau setelah lahan eks Bangli diratakan, diharapkan disterilkan petugas Satpol PP. “Agar tidak dimanfaatkan orang lain, ‘ ujarnya.
Bulan depan yakni Juni 2022, Fly Over Krian, akan segera dimulai pembangunannya oleh Pemerintah. Namun masih ada 13 bangunan yang berdiri di lokasi rencana pembangunan fly over.
Untuk memperlancar pembangunan tersebut Pemerintah Kabupaten Sidoarjo melakukan pembongkaran terhadap 13 bangunan yang terdampak fly over di Kecamatan Krian tersebut.
Pembongkaran ke tiga belas bangunan terdampak fly over Krian tersebut. Berada di dua desa yakni Desa Krian ada 10 bangunan, sedangkan di Desa Jeruk Gamping ada 3 bangunan. Dalam pembongkaran bangunan tersebut dijaga ketat oleh 100 petugas gabungan.
Jadi untuk pembongkaran pagi ini, dijaga tim gabungan. 100 orang dari Satpol PP, 50 orang dari kepolisian dan 30 orang dari TNI,” kata Kasatpol PP Sidoarjo, Widiyantoro Basuki.
Ketua pelaksanaan persiapan pembangunan fly over Krian Bachruni Aryawan mengatakan untuk membongkar 13 bangunan tersebut, pihaknya mengerahkan 5 alat berat dan puluhan dump truk pengangkut material sisa bongkaran.
“Sudah kita siapkan 5 eskavator, dan puluhan Dum truk untuk memperlancar pembongkaran,” jelasnya.
Sebelum melakukan pembongkaran, pemilik ketiga belas bangunan tersebut sudah menerima ganti untung dari Pemkab Sidoarjo, dengan nilai total Rp 9,9 miliar.
Setelah menyelesaikan pembayaran tersebut, pihaknya meminta kepada pemilik lahan dan bangunan untuk membongkar secara mandiri. Surat permintaan itu sudah dilayangkan.
“Semua sudah membongkar secara mandiri, tapi memang tidak sampai dibongkar total karena keterbatasan alat,” papar Bachruni.
Masih kata Bachruni, usai melakukan pembongkaran dan pembersihan sisa material. Pihaknya akan membuat berita acara dan segera menyampaikannya ke Kementerian Perhubungan selaku pihak yang membangun.
“Karena lahan sudah siap, akhir Mei ini proses lelang akan dilakukan Kemenhub. Kalau lancar, Juni sudah ada surat perintah kerjanya. Artinya mulai digarap Juni, sampai selesai nanti perkiraannya selama 17 bulan,” pungkasnya.
Plt Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Sumber Daya Air (DPUBMSDA) Sidoarjo Dwi Eko Saptono menyebutkan, saat ini proyek strategis nasional yang di bawah naungan Kementerian Perhubungan itu masih dalam tahapan penyiapan lahan. Total lahan yang dibutuhkan mencapai 3.619 meter persegi. Terdiri atas 74 bidang lahan di Desa Jeruk Gamping dan Kelurahan Krian.
Lahan tersebut dipersiapkan untuk membangun flyover pengganti jalur perlintasan langsung (JPL) 64 sepanjang 700 meter. Nantinya, flyover tersebut dibangun dari selatan, dekat SMK Yapalis Krian, di Jalan Kyai Mojo, mengarah ke utara sampai Dusun Krajan Tengah di Jalan Raya Moh. Yamin.
Dwi menyebutkan, ada tiga tahapan penyiapan lahan untuk flyover Krian. Pertama, tahap perencanaan kebutuhan lahan yang sudah dilakukan Januari lalu. Hasilnya, diketahui jumlah lahan yang terdampak pembangunan flyover tersebut. Kedua, tahap persiapan pengadaan tanah yang dilakukan bulan ini.
”Ini kami masih rapat terus, besok (hari ini, Red) dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas. Karena sebagian besar lahan yang ada adalah lahan sempadan sungai Sidomukti di bawah naungan BBWS Brantas,” jelas Dwi.
Tujuannya, mengidentifikasi dengan pasti lahan mana saja milik BBWS Brantas yang terdampak. Dwi menyebutkan, berdasar nota kesepahaman antara Dirjen Perkeretaapian Kemenhub, Pemprov Jatim, dan Pemkab Sidoarjo, penyediaan lahan menjadi tanggung jawab Pemprov Jatim dan Pemkab Sidoarjo.
”Anggaran sudah disediakan. Tinggal menunggu hasil klarifikasi lahan dan rekomendasi teknis dari BBWS Brantas karena sebagian besar lahan adalah sempadan Sungai Sidomukti,” kata Dwi.
Tahap persiapan lahan itu ditarget rampung bulan ini. Bulan depan hingga April mulai masuk tahapan ketiga, yakni pelaksanaan pembebasan lahan. Pasca penyediaan lahan rampung, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mulai membangun.
Pelaksanaan pembangunan diestimasi memakan waktu hingga 17 bulan. Artinya, akhir tahun depan pekerjaan tersebut baru akan selesai. Harapannya, dengan adanya flyover itu, tidak ada lagi kemacetan di sana. (Adv, hdi)