Sidoarjo – cakrajatim.com: Ikan laut dan konsumsi budidaya tambak cukup efisiensi untuk mencegah stunting. Dari laporan Warga dusun Kepetingan desa Sawohan dan dusun Kalikajang desa Gebang, menunjukkan stunting dari warga 2 RW angkanya nol persen alias nihil.
Dusun Kepetingan dan Kalikajang letaknya paling ujung timur Sidoarjo yang berbatasan langsung dengan laut lepas pantai timur Sidoarjo. Untuk menuju 2 Dusun itu paling gampang ditempuh dengan perahu, jarak dari dermaga kota menuju Dusun terpencil memakan waktu 2 jam dengan naik perahu mesin.
Tetapi siapa sangka saat ketua DPRD, H Usman, menyusuri dan bertemu dengan warga mendapat laporan bahwa warga 2 RW di sini angka stuntingnya nol persen. Warganya sehat dan angka kematian bayi dan ibu juga rendah.
Maklumlah konsumsi sehari-hari diambilkan dari hasil laut, terutama dari hasil tambak yang melimpah ruah. Maklum Dusun Kalakajang, misalnya diapit dengan tambak. Rumah penduduk bertetangga dengan hamparan tambak mulai dari depan rumah, belakang, samping kiri dan kanan.
“Bocah dan ibunya rata-rata di sana sehat-sehat padahal dalam hidup yang sangat terbatas. Kemungkinan makanan ikan yang membuat angka stunting nihil, ” Ujar Usman.
Menurut ketua komisi A, Dhamroni Chudori, untuk mencegah stunting tidak bisa dilakukan secara parsial seperti hanya menjaga asupan gizi saja saat bayi. Tapi gizi mulai ditabur sejak kehamilan ibu bayi. Ibu hamil harus mendapat asupan bergizi tinggi. Mulai susu, daging, telor, ikan dll.
Setelah lahir sehat, bayi diberi asupan ASI (Air Susu Ibu), nah masalahnya banyak ibu bayi tidak dapat mengeluarkan ASI. Bila abai terhadap pertumbuhan kehamilan hingga kebutuhan gizi bayi akan cenderung mengalami gangguan pertumbuhan akibat kekurangan asupan gizi yang menjadi penyebab tinggi badan lebih pendek dibanding anak seusianya dan otaknya kurang encer.
Gedangan
Dua tahun lalu, angka anak stunting atau keterlambatan tumbuh kembang di lima desa wilayah Kecamatan Gedangan, Sidoarjo, masih cukup tinggi. Rata-rata, angkanya mencapai 20 persen. Karena itu, kelima desa masuk dalam kategori desa prioritas penanganan stunting adalah Sruni, Bangah, Sawotratap, Wedi, dan Punggul.
Sruni merupakan desa di Gedangan dengan memiliki persentase besar pada 2020, yakni 29 persen. Tahun ini, angkanya turun hanya tinggal 8 persen. Artinya, tahun ini jumlah anak stunting di desa tersebut kurang dari 10 anak.
Posyandu Gedangan yang terus melakukan pengadaan alat antropometri yang layak dan sesuai dengan standar untuk pengukuran tubuh balita. Alat itu bisa mengukur secara detail perkembangan anak, termasuk menghitung kadar lemak dalam tubuh mereka
berdasar data yang diperolehnya dari Dinkes Sidoarjo, salah satu faktor yang cukup mempengaruhi stunting adalah rendahnya angka ibu menyusui.
Menurut data hanya ada 10 persen ibu menyusui yang mau memberikan ASI ekslusif dan kemudian indeks menyusui dini hanya 19 persen.
Bukan tanpa alasan, apabila melihat data dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, angka stunting tahun 2022 di Sidoarjo adalah 16,1 persen. Angka tersebut naik sekitar 1,3 persen dari tahun sebelumnya yakni 14,8 persen.
Data tersebut berbanding terbalik jika dibandingkan dengan tren angka stunting dari Provinsi Jawa Timur yakni 23,5 persen di 2021 dan menurun menjadi 18,2 persen di 2022. Sedangkan data nasional yakni 24,2 persen di 2021 dan menurun menjadi 21,6 persen pada tahun 2022.
Dari hal tersebutlah, Pemkab Sidoarjo bersiap untuk menekan angka stunting yang ada saat ini melalui seluruh kader kesehatan yang diharapkan kedepan akan sangat membantu menyadarkan melalui sosialisasi di tengah masyarakat.
Posyandu
Bupati Sidoarjo, Gus Muhdlor memberikan himbauan untuk menyisihkan sedikit waktu bagi ibu menyusui yang masih bekerja dengan menyediakan ruang laktasi sekaligus waktu untuk ibu menyusui seperti memompa asi ekslusif untuk anak-anaknya,” terangnya.
Ia juga meminta kader kesehatan dibantu kader PKK kembali mengaktifkan Posyandu Remaja. Menurutnya itu penting. Ia katakan percepatan penurunan AKI AKB dan stunting tidak hanya dilakukan pemerintah sendiri maupun TP. PKK. Semua pihak harus terlibat.
Termasuk keterlibatan remaja. Peran remaja dalam mencegah AKI AKB dan stunting dapat dimulai sekarang. Remaja diedukasi seperti apa penanganan permasalahan itu. Hal itu dapat sebagai bekal persiapan mereka sebagai orang tua yang akan melahirkan generasi yang sehat.
“AKI AKB maupun stunting dapat dicegah saat usia remaja, edukasi terhadap permasalahan ini perlu diberikan kepada remaja, sehingga saat mereka menikah nanti tidak menjadi ibu hamil beresiko tinggi terhadap kehamilannya maupun ibu hamil beresiko stunting, oleh karenanya Posyandu remaja saat ini dibutuhkan keberadaannya,”Percepat Penurunan AKI AKB dan Stunting, Jejaring Skrining Layak Hamil, ANC dan Pemeriksaan Stunting.
Jejaring skrining layak hamil, ANC dan stunting bagi tenaga kesehatan dievaluasi Dinas Kesehatan Sidoarjo di ruang rapat Koperasi Delta Makmur Sidoarjo, Jumat, (23/6). Seluruh ketua TP.PKK Kecamatan dan kader kesehatan dihadirkan. Evaluasi itu untuk menentukan sejauh mana keberhasilan percepatan penurunan stunting di Sidoarjo telah dilakukan.
Rapat tersebut dibuka langsung oleh Ketua TP.PKK Kabupaten Sidoarjo Hj. Sa’adah Ahmad Muhdlor S.Hum. Kepala Dinas Kesehatan Sidoarjo Feny Apridawati ikut hadir.
Ketua TP.PKK Kabupaten Sidoarjo Hj. Sa’adah Ahmad Muhdlor menyampaikan peran kader PKK penting dalam percepatan penurunan AKI AKB serta stunting. Pasalnya mereka yang langsung bersentuhan dengan sasaran program tersebut. Mereka yang mengetahui langsung keadaan ibu hamil maupun balita yang ada di lingkungannya. Kader PKK dapat memberikan edukasi kepada ibu hamil pentingnya pemeriksaan kehamilan dengan datang ke Posyandu.
“Lakukan pendekatan kepada ibu hamil atau orang tua yang memiliki anak yang mengalami masalah gizi, ajak ke Posyandu, beritahu bahwa cek kesehatan di Posyandu tidak bayar, bahkan akan mendapatkan vitamin, kita beri penjelasan itu,”ucapnya.
Hj. Sa’adah Ahmad Muhdlor atau yang akrab dipanggil Ning Sasha itu mengatakan peran kader PKK seperti ini akan sangat membantu percepatan penurunan AKI AKB dan stunting. Itu akan terwujud dari ibu hamil yang sehat dengan rutin memeriksakan kehamilannya serta anak yang sehat dengan kepedulian orang tua untuk memberikan imunisasi kepada buah hatinya. Kader PKK dapat menyampaikan prihal menjaga kehamilan tetap sehat kepada ibu hamil.
Lakukan pendekatan kekeluargaan, ajak ibu hamil atau orang tua yang memiliki anak yang belum mendapatkan imunisasi. (Adv, hd)