Cakra – Sidoarjo: Banjir di SDN Kedungbanteng, Tanggulangin diduga terjadi akibat penurunan tanah (subsident). Sekolah yang dekat sumur bor lapindo itu harus dicarikan solusi.
Anggota komisi C, dr Wiyono, jumat (18/12) sore, meminta Pemkab Sidoarjo dan DPRD harus duduk bersama untuk menyelesaikan penderitaan desa Kedungbanteng. “Kalau tidak memungkinkan ya dipindahkan saja ke tempat yang lebih aman,” tuturnya.
Menurut warga Setempat, SDN Kedungbanteng, sudah seminggu dihajar banjir. Walaupun sekolah masih daring tetapi guru secara reguler piket sekolah. Kasian para guru yang dihantui diare dan gatal2 bila masuk sekolah. Tidak perlu hujan berhari – hari, hujan seharipun bisa membuat banjir.
Bila tahun lalu SMP Tanggulangin yang dihajar banjir, tahun ini giliran SDN Kedungbanteng. Jalan raya porong yang ditinggikan makin mengancam banjir di wilayah kedungbanteng, penatar sewu.
Anggota komisi D DPRD Sidoarjo, meminta temuan sidak wakil rakyat agar ditindaklanjuti. Percuma saja sidak2 saja kalau setelah itu say good bye. Eksekutif dan legislatifnya jalan sendiri².
Air banjir di kedungbanteng seperti berputar di tempat karena tidak ada saluran pembuangan. Tata kelola air tidak berfungsi. Normalisasi dan pengurukan harus berjalan bersamaan. Ini masih musim hujan pembuka. Dalam 2 atau 3 bulan warga desa dihantui musibah banjir. hadi