Bulan februari 2021 warga Sidoarjo memiliki pemimpin difinitif yang dipilih melalui Pilkada tahun lalu. Sidoarjo sempat vakum hingga 1 tahun, pembangunan berjalan terpontal – pontal. APBD tidak cepat disahkan provinsi hanya karena kepemimpinan.
Wabup Nur Ahmad yang ditunjuk Gubernur sebagai Plt Bupati wafat dan kemudian dipimpin Penjabat Bupati Hudiyono hingga kini.
Pada 17 februari nanti bupati dan wabup terpilih akan dilantik. Kekuasaan eksekutif sepenuhnya ada di pundak Gus Muhdlor Ali sebagai bupati dan wabup Subandi. Ini akan menjadi titik tolak kabupaten Sidoarjo bangkit dari keterpurukan. Harapan dan masa depan ada dipundak pemimpin baru ini. Semantara tantangan yang luar biasa banyaknya sudah menunggu di pintu pendopo.
Masalah BPJS yang belum mengkaver semua warga miskin, infrastuktur jalan yang berantakan. Jalan rusak menyebar seluruh kecamatan. Atau sebaiknya kabupaten Sidoarjo mencontoh Pemkab Mojokerto yang membangun jalan beton di seluruh pelosok desa.
Melakukan normalisasi secara masiv dari hulu hingga hilir bila perlu tiap kecamatan disediakan excavator agar terjadi desentralisasi pelimpahan kewenangan. Sehingga bila saluran keruh kotoran maka kecamatan langsung menangani tanpa perlu menunggu OPD turun tangan.
Belum lagi carut marutnya BST ( bantuan sosial tunai ). Penanganan sampah. Dan tak kalah pentingnya kesejahteraan kepala Desa & perangkat desa juga lembaganya ,mulai BPD , LPM , RT RW juga guru ngajinya.
Karena sejak lahirnya UU no 6 th 2014. Pemerintah kabupaten Sidoarjo, belum pernah mengucurkan anggaran untuk desa justru menghapus insentif RT RW yang berada di bawah kewenangan desa.
Begitu banyak pekerjaan yg harus di selesaikan Gus Muhdlor dan Subandi dan seharusnya masayarakat mendoakan keduanya di berikan kekuatan dalam mengemban amanah. hadi
Perlu