Cakrajatim – Sidoarjo: memgantisipasi lonjakan Covid19 yang tidak dapat diprediksi berakhir kapan, anggota FPDIP DPRD Sidoarjo, dr Wijono, meminta Desa dan kelurahan untuk membuat shelter atau pusat penampungan warganya yang menjalani isoman.
Bangunan serbaguna milik desa agar dimanfaatkan untuk menampung para Isoman dari hasil antigen atau PCR. “Buatkab kantong-kantong penampungan sementara yang difungsikan untuk para Isoman. Jamin segala kebutuhan makanan dan vitaminnya. Refocusing anggaran desa untuk penanganan warganya yang sudah terpapar Covid19, ” ujarnya.
Desa memenuhi kebutuhan makanan dengan membeli warung dan depot yang kolaps akibat PPKM darurat. Cara ini dapat menghidupkan warung yang sekarat. Satu bungkus nasi dengan lauk yang layak dengan harga Rp 10 – 15 ribu.
Jangan berpikir bagaimana Nakesnya. Karena sidoarjo mengalami hal sama dengan daerah lain yang krisis Nakes.
Kepala desa dan desa dapat ambil inisiatif untuk menyelamatkan warganya agar virus ini tidak berkembang biak di desanya. Jangan menunggu Pemkab, karena yang diurus Pemkab sangat banyak. “Lebih baik inisiatif sendiri, ” pintanya.
Membiarkan Isolasi di Rumah sama saja dengan menyuburkan virus menular ke seluruh anggota keluarga. Bukannya mengurangi tapi malah virus berkembang subur.
Sidoarjo harus berjuang keras menyediakan rumah pusat untuk konsentrasi Isoman supaya warga tidak menjalani isoman di rumah. Rumah pusat isoman itu nantinya terbagi untuk khusus untuk anak cewek, khusus cowok. Dan khusus bapak dan ibu.
Di mana tempatnya? Itu tergantung pemkab Sidoarjo, toh pemkab punya banyak gedung dan fasum yang secara darurat bisa digunakan. Sebut saja kantor inspektorat, parkiran GOR, gedung MPP lingkar timur.
Warga yang yang menjalani isoman secara terpusat dilayani makan minum dan kasur, wajib olahraga dan berjemur mataharu mulai 8 sampai 10 pagi. Kegiatan dilakukan massal dalam suasana bahagia agar mereka jauh dari ketakutan dan bayangan paranoid.
Upaya paksa agar isoman terpusat ini penting daripada membiarkan di rumah. Mungkin saja isoman di rumah bisa efektif bagi yang prokes ketat. Tentu tidak semuanya berlaku ketat. Nah, yang bebal ini bahaya karena bisa saja di luar kesadaran lalu berinteraksi dengan anggota keluarga di rumah.
Warga Sidoarjo saat ini tengah menunggu langkah apa yang dijalankan para pemimpinnya dalam situasi keprihatinan di tengah PPKM darurat. (hds)