Sidoarjo: Dinas Sosial (Dinsos) tetap mengalokasikan Bantuan Sosial (Bansos) berupa sembako sejumlah 100 paket untuk tiap desa. Namun yang terdistribusikan ke desa tidak sebanyak itu.
PJ Kepala Desa Sidodadi Kecamatan Candi, Jumaroh yang ditemui di ruang kerjanya, Senin mengatakan pihaknya hanya menerima 56 paket sembako sesuai dengan permintaan yang ia ajukan sebelumnya.
“Kami memang hanya minta segitu. Karena jumlah warga kami yang menjalani isoman (isolasi mandiri) memang sebanyak itu,” katanya. Hal itu sesuai dengan arahan dari Seksi Kesejahteraan Sosial (Kesos) Kecamatan Candi yang memintanya untuk memberikan data warga isoman yang dibuktikan dengan hasil rapid tes Antigen.
Perempuan berjilbab yang sehari-hari menjabat sebagai staf Seksi Pemerintahan Kecamatan Candi itu mengaku tahu bahwa sebenarnya setiap desa mendapatkan jatah 100 paket sembako yang diperuntukkan bagi warga Isoman serta serta masyarakat miskin terdampak covid yang belum menerima bantuan BST, PKH dan BPNT.
Hal itu sesuai dengan surat dari Sekretariatan Daerah Pemkab Sidoarjo bernomor 460/5904/438.5.6/2021 yang ditandatangani Asisten Administrasi Pemerintahan Dan Kesejahteraan Rakyat, Ainur Rahman per 14 Juli 2021.
Meski begitu ia mengaku sungkan menanyakan hal tersebut walau sebenarnya masih cukup banyak warganya yang membutuhkan bansos yang berisi 10 kg beras, gula, minyak goreng dan tepung masing-masing 1 kg serta sembako lainnya itu.
Apalagi menurutnya, sebagian besar desa-desa lain di wilayah kecamatan Candi malah mendapatkan jatah bansos yang lebih sedikit daripada yang diterimanya. “Saya manut saja. Diberi segini ya kami terima. Itupun juga belum kami bagikan ke warga,” kata Jumaroh sambil menunjukkan kantong-kantong Bansos bergambar Bupati dan Wakil Bupati.
Ungkap senada juga disampaikan Sekretaris Desa Entalsewu, Ageng Heru yang menyebutkan pihaknya hanya menerima 63 paket sesuai dengan pengajuan yang ia sampaikan sebelumnya ke Dinsos Sidoarjo.
Ketika dikonfirmasi di kantornya, Kepala Dinsos Sidoarjo Tito Adi membenarkan informasi tersebut. Dijelaskannya sesuai Surat Asisten Sekda, pihaknya tetap mengalokasikan 100 paket sembako untuk tiap-tiap desa.
“Jadi yang kami kirim ke melalui setiap kecamatan sebanyak 100 paket kali jumlah desa ditambah 200 paket untuk jaga-jaga jika ada kekurangan,” katanya. Selanjutnya jumlah bansos yang didistribusikan ke desa disesuaikan dengan permintaan. Sedangkan sisanya disimpan di kantor-kantor kecamatan.
“Tergantung camatnya saja. Konsepnya, sisa bansos tersebut bisa didistribusikan ke desa-desa di wilayahnya masing-masing yang membutuhkan. Nanti khan ada berita acaranya,” tambah mantan Sekretaris Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten Sidoarjo itu.
Dalam berita acara penyaluran sisa paket sembako itu harus dicantumkan surat permintaan tambahan bansos dari desa yang mencantumkan nama dan alamat penerima dan ditandatangani oleh Kepala Desa, Bhabinkamtibmas serta Babinsa.
“Jadi terserah camatnya saja untuk menyalurkan sisa bansos itu. Yang penting semua paket itu sudah kami salurkan ke tiap-tiap kecamatan. Soal sudah didistribusikan ke desa atau ke warga penerima, itu urusannya camat,” tandas Tirto. (hds)