Sidoarjo: Diknas Sidoarjo mewaspadai terjadinya jual beli jabatan pada pengangkatan dan pelantikan sekitar 111 kepala sekolah SD dan 27 kepala sekolah SMP yang akan berlangsung dalam waktu delat
Kadiknas Sidoarjo, Asrofi, ditemui Rabu (22/9) siang, mengingatkan jangan ada yang mau diiming-iming oknum yang ingin memanfaatkan situasi. Diknas sudah membangun sistem yang sulit ditembus. Kalau ada oknum yang minta uang agar dimuluskan jadi kepala sekolah, jangan digubris.
Menanggapi adanya guru di daerah Candi-Tanggulangan kepada anggota DPR RI yang menyampaikan ada oknum yang meminta sejumlah uang bagi guru yang ingin naik jabatan menjadi kepala sekolah di lingkungan sekolah negeri SD maupun SMP, Asrofi mengingatkan bahwa itu adalah tindakan oknum.
“Bagaimana caranya oknum itu bekerja. Akan sia-sia. Sistem di Diknas tidak bisa ditembus oknum seperti itu,” terangnya.
Selanjutnya dikatakan, pelantikan kepala sekolah sebanyak itu karena pejabat yang lama sudah pensiun. Untuk menunggu difinitifnya melalui pelantikan oleh bupati. Kalau format kepala sekolahnya sudah ada, tinggal dilantik saja.
Asrofi menambahkan, dalam waktu dekat sudah dilantik. Menunggu waktu luang bupati saja kapan dilantik. “Kalau dari Diknas sudah selesai,” tambahnya.
Jumlah sekolah negeri SD di Sidoarjo mencapai lebih 400 sekolah, untuk mengisi jabatan kepala sekolah yang kosong karena ditinggal pensiun, dilakukan rangkap jabatan oleh kepala sekolah tertentu. Namun ia meyakinkan ini semua sudah selesai dan sebentar lagi normal setelah dilantik. (hds)