Sidoarjo: Merubah perilaku hidup sehat ternyata tidak mudah. Karena yang dirubah itu kenikmatan yang dirasakan tiap hari.
Anggota DPR RI, H Sungkono, dalam sosialisasi promotif dan preventif faktor resiko penyakit tidak menular melalui Germas (Gerakan Masyarakat Hidup Sehat) di kantor DPD PAN Sidoarjo, Kamis (23/9) mengakui, merubah pola hidup masyarakat itu tidak mudah.
Meski masyarakat menyadari pola hidup yang dijalani merusak tubuh dan masa depannya, menurut ia, tetap saja sulit diberi masukan. Contoh sederhana, merokok itu merusak paru-paru dan menjebol dompetnya. Rata-rata pengguna rokok menghabiskan satu bungkus atau Rp 20 ribu sehari. Dijumlah total Rp 7 juta pertahun.
“Perokok lebih senang merokok daripada menabung,” ujarnya. Kenapa usia hidup orang Indonesia di kisaran 60-70 tahun, masih kalah jauh dengan Singapura dan Hongkong, ya karena orang Indonesia adalah masyarakat perokok. Mereka lebih senang tidak makan daripada tidak merokok.
Merokok itu bukan hanya merusak organ si perokok tapi juga keluarganya yang setiap hari menghisap asap rokok. Uang Rp juta untuk belanja rokok akan lebih bermanfaat bila untuk modal usaha kecilnya.
Satu lagi yang susah adalah mengelola sampah, sampah ini penting untuk lingkungan dalam rumah. Sampah mereka buang di sungai dan jalan raya.
Pemkab punya andil, karena tidak selektif. Ijin perumahan di obral, banyak perumahan yang tidak punya tempat sampah sendiri. “Ijin perumahan diberikan tapi sampah tidak diperhatikan,” terangnya.
Ia mengingatkan, kesehatan itu mahal. Kalau sudah sakit keras, pangkat jabatan dan uang tidak penting lagi. Bisanya hanya menjerit-jerit kesakitan di ruang opname.
Kebiasaan lama yang masih langgeng hingga sekarang adalah ibu kerap memberi sarapan anaknya yang sekolah hingga kenyang. Memang anak tidak lemas, tapi efek nasi yang mengenyangkan itu membuat ngantuk siswa. Kalau sudah ngantuk sulit menerima pelajaran.
“Yang membuat kenyang itu bukan hanya nasi. Bisa dicoba sayur atau buah yang lebih menyehatkan,” terangnya.
Sosialisasi Germas ini menghadirkan Sekdinkes Sidoarjo, dr Zuhaida dan Dwi Musa Nova dari Direktorat P2PTM Kemenkes. (hds)