Cakrajatim.com, Sidoarjo: Ketua DPRD Sidoarjo, H Usman, meminta sekolahan negeri SD dan SMP yang bangunan kelasnya rusak segera menyampaikan proporsal ke DPRD secepatnya. DPRD Sidoarjo dengan Gercep (Gerak Cepat) mengupayakan rehab sekolah tersebut dengan APBD 2023.
Setelah mendengar informasi rusaknya SDN 2 Waru, dengan serta merta Usman merespon dengan meminta proposal pengajuan kerusakan sekolah tersebut. Persoalan itu akan di bawa dalam rapat Banggar dan TAPI. “Mana pengajuannya, mumpung waktunya masih ada cepat segera dilaporkan ke dewan atau ke Pemkab, ‘ ucapnya.
Usman dikenal cepat merespon bila materinya menyangkut kerusakan ruang kelas. Ia menuturkan di sekolah lain yang didatangi setelah mendengar kerusakan seperti di SDN Katerungan 1 Krian. Usman dengan komisi C langsung melakukan Sidak setelah mendapat kabar bangunan 4 ruang kelas yang plavonnya nyaris roboh.
Begitu melihat kondisi ruang kelas SDN Katerungan yang hancur, Usman berjanji akan menjadikan kelas itu menjadi dua lantai. Dan itu disanggupi pada tahun anggaran 2023. Proses yang berjalan tahun ini baru lelang konsultan dengan menggunakan anggaran PAK 2022.
Anggota komisi D, A. Nasih, menjelaskan, untuk SDN 2 Waru rencananya akan direlokaai di SMPN 3 Waru, yang letaknya bertetangga dengan SDN 2 Waru. Sedangkan SMPN 3 Waru akan dipindah ke tempat baru. “Ini masih mencari lahan berdasarkan hasil kajian kelayakan di desa Medaeng, Bungurasih, Waru.
Bangunan yang akan ditinggal SMPN 3 nanti penghuninya baru yakni relokasi dari SDN 2 Waru. Bangunan SMPN 3 relatif layak, lebih luas dan mudah dijangkau oleh siswa SDN 2 Waru. Memang proses relokasi menunggu cukup lama yaitu dengan selesainya bangunan baru SMPN 3 nanti di tempat lain.
Sekarang saja tahapannya baru mencari lahan yang layak, ada lahan tanah kas desa Waru, medaeng dan Bungurasih yang nanti bisa di mohonkan.
Nasih yang sekretaris DPC PKB Sidoarjo, mengaku prihatin dengan kondisi bangunan SDN 2 Waru.
SD Waru 2 yang posisinya di jalur frontage Waru – Aloha. Ada 3 lokal ruangan yang plavonnya jebol. Satu lokal yang rusak di bagian depan dan dua lokal di bagian belakang. Gentengnya sudah ambrol sebagian.
pengurus sekolah tersebut membuat 2 shift. Shift pertama jam 07 – 10.00..dan shift kedua mulai jam 10.00 – 14.00 akibat 3 ruang tidak dapat digunakan. Tragisnya lagi ada sekitar 15 pelajar yang harus belajar di mushola sekolah. Pelajar kelas 4 itu nasibnya apes harus belajar di tempat seadanya.
Apakah karena keberadaan proyek frontage Waru sehingga sekolahan tersebut menunggu pengoperasian frontage. Lantas kapan frontage di lounching. Tidak ada kepastian kebar soal lounching frontage.
Kerusakan sekolah harus cepat diatasi atau dicarikan tempat lain yang layak untuk belajar. Ingat SD Waru 2 terletak di jantung kec Waru. Malu dong dengan sekolah swasta, Tidak jauh dari SD Waru 2 ada SD Al Falah Delta sari, Kureksari. Melihat sarana dan prasarana seperti melihat ikan paus dan ikan bandeng.
Anggota komisi A, Whisnu Pradono, mendesak Pemkab mengeluarkan dana BTT (Bantuan Tak Terduga) untuk mengatasi bangunan rusak di SDN 2 Waru. “Bila menunggu sampai 2023,itu terlalu lama, ” Ujarnya.
Akibat kerusakan ruang kelasnya, siswa belajar di mushola dan jam masuk dibagi 2 shift. Dalam kondisi darurat begini, pemkab harus cepat tanggap. Ia menilai tim TAPD tidak tanggap. Tim ini tidak melihat fakta di lapangan. Justru yang diproses BTT nya SDN Tambak sumur, Tambak sawah Waru, Katerungan Krian. Ada lima SDN yang memperoleh anggaran BTT dan itu tidak termasuk SDN 2 Waru.
Whisnu sebagai wakil rakyat dari dapil Waru, sudah mengajukan permohonan ke Diknas.
Sebenarnya bisa saja dengan anggaran Pokir anggota dewan tapi prosesnya harus lelang dan minimal itu butuh satu tahun. Padahal kerusakan harus cepat ditangani.
Anggota komisi C, Hamzah P., mendukung langkah whisnu Pradono dalam mengawal perbaikan sekolah di dapil nya. “Bila anggota DPRD semuanya bergerak untuk memantau sekolah di wilayahnya, saya pikir tidak ada sekolah yang rusak parah, ” Tegasnya.
Ia berpikir, anggota dewan tidak mengalami kesulitan untuk mengontrol pembangunan di wilayahnya karena sudah memiliki jaringan basis massanya di tiap – tiap desa. Melalui jaringan, maka mudah saja mengawasi apalagi untuk Sekolah yang pasti akan menjadi skala prioritas.
Hamzah mengakui, anggaran pendidikan itu sangat luar biasa. Anggaran daerah akan kelabakan bila menangani perbaikan seluruh sekolah. Paling penting ada skala prioritas, artinya siswa tidak perlu belajar di. Mushola akibat kerusakan sarana pendidikannya.
‘Yang parah dan bangunannya membahayakan siswa, harus cepat ditanggapi. Ini super prioritas yang harus cepat.
Dari kalangan pendidik beranggapan, relokasi SMPN 3 Waru adalah keniscayaan. Bukan karena fisik sekolahan yang kayak atau tidak layak namun lebih disebabkan faktor keadilan. Saat ini keberadaan letak empat SMPN di kecamatan Waru berada di sebelah timur jalan raya A. Yani. Padahal di kecamatan Waru terdapat tiga desa lain di sebelah barat jalan yakni Pepelegi, Bungurasih, Medaeng.
Sehingga siswa didik yang tempat tinggalnya di sebelah barat Jl A Yani, harus menyeberang jalan raya menuju timur jalan bila akan sekolah negeri. Tidak ada pilihan sekolah negeri yang dekat dengan rumah mereka. Memang jumlah desa di Waru terbanyak berasa di timur jalan raya, tapi tidak bearti lokasi SMPN 1, 2, 3 dan 4 ditempatkan di timur jalan.
Menurut pendapatnya,setidaknya ada satu SMPN yang lokasinya di barat jalan raya, bisa direlokasi di Medaeng, Pepelegi atau Bungurasih. (Adv DPRD Sidoarjo, hdi)