Sidoarjo – cakrajatim.com: Menjelang tutup tahun setidaknya ada dua komoditas pertanian yang sudah menggoyang pasar.
Keduanya adalah cabe rawit merah dan bawang putih. Dan patut diduga bawang merah akan menyusul naik, sementara minyak goreng masih bertahan di harga tinggi.
Ini bukan berita baru karena kejadiannya selalu berulang. Dan sayang masalahnya cenderung semakin bertambah. Tata niaga bawang putih memang masih banyak bergantung impor. Padahal bawang produksi petani sendiri tak kalah bermutu. Lahan pun masih tersedia luas.
Masalah lain, petani bawang putih menjadi korban penipuan importir. Padahal para importir itu sebelumnya sudah diverifikasi oleh Kementerian Pertanian (Kementan). Kementrian Pertanian mewajibkan para importir bawang putih itu mengalokasikan dana untuk sarana produksi, bibit, dan segala sesuatu yang terkait dengan produksi bawang putih.
Importir harus bisa membantu petani memproduksi 5% dari total kuota impor yang mereka peroleh. Ketentuan itu tercantum dalam Di dalam Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) Nomor 38 Tahun 2017 tentang RIPH.
Para importir yang sudah diverifikasi Kementan itu, kini ingkar janji sehingga diancam akan dicoret dari daftar importir terverifikasi. Kementan ke depan harus jeli, teliti, dan cermat terhadap perusahaan baru yang mengajukan Rekomendasi Impor Produk Hortikultura (RIPH). Bisa saja, perusahaan baru yang mengajukan itu, masih terafiliasi dengan para importir hitam yang sudah diblokir.
Pemerintah juga perlu membuat kebijakan menambah luas tanam dan memperkuat kerja sama antara pihak swasta bersama petani dengan asas saling menguntungkan.
Dari sisi tata niaga, Kementan harus berani mengendalikan jumlah rekomendasi impor untuk menjaga pasokan dan stabilitas harga. Agar petani atau konsumen tidak merugi.
Impor Terbanyak dari China
Soal impor, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Agustus 2021 Indonesia mengimpor sebanyak 79.546,8 ton bawang putih, senilai US$ 86,3 juta atau setara dengan Rp 1,2 triliun (Kurs Rp 14.200/US$). Volume impor tersebut meningkat 63,6% dibandingkan Juli 2021 yang sebanyak 48.634,2 ton. Namun, jika dibandingkan dengan Agustus 2020 meningkat 318,3% dengan volume sebanyak 19.015,1 ton.
Nilai impor Agustus 2021 naik 58% jika dibandingkan dengan Juli 2021 dengan nilai US$ 54,6 juta. Pun jika dibandingkan dengan nilai impor pada Agustus 2020, meningkat 413,6% yang hanya mencapai US$ 16,8 juta. Bawang putih impor itu datang dari China, Amerika Serikat, Australia, Jerman, dan negara lainnya.
Nilai impor terbanyak dari China sebesar US$ 86 juta, Australia US$ 291.296, Jerman US$ 267 dan negara lainnya sebesar US$ 33.
Sepanjang Januari-Agustus 2021, impor bawang putih sebesar US$ 337,1 juta, menurun 4,1% jika dibandingkan dengan periode Januari-Agustus 2020 yang mencapai US$ 351,6 juta.
Para importir yang sudah diverifikasi Kementan itu, kini ingkar janji sehingga diancam akan dicoret dari daftar importir terverifikasi.
Kementan ke depan harus jeli, teliti, dan cermat terhadap perusahaan baru yang mengajukan Rekomendasi Impor Produk Hortikultura (RIPH). Bisa saja, perusahaan baru yang mengajukan itu, masih terafiliasi dengan para importir hitam yang sudah diblokir.
Pemerintah juga perlu membuat kebijakan menambah luas tanam dan memperkuat kerja sama antara pihak swasta bersama petani dengan asas saling menguntungkan. Dari sisi tata niaga, Kementan harus berani mengendalikan jumlah rekomendasi impor untuk menjaga pasokan dan stabilitas harga. Agar petani atau konsumen tidak merugi.
Impor bawang putih itu berpotensi menimbulkan ekonomi rente yang hanya menguntungkan segelintir pihak. Kalau itu dilakukan pemerintah, hanya melahirkan motif rente ekonomi. Ekonomi rente merupakan kerja sama saling menguntungkan antara oknum pengusaha yang menyediakan modal dengan oknum pejabat.
Persaingan usaha menjadi tidak kompetitif dan membuat produk bagus dari luar terhambat masuk ke dalam negeri. Kesempatan swasta dalam melakukan impor dan bersaing secara sehat menjadi terbatas.
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani pun mengingatkan agar kebijakan impor bawang putih tidak sampai menyebabkan terjadinya monopoli. Ia mengharapkan swasta bisa mendapatkan kesempatan yang adil, apalagi Rekomendasi Impor Produk Hortikultura (RIPH) untuk bawang putih banyak yang belum keluar
Pemerintah kembali membuka keran impor bawang putih dari China.
Sebelumnya pernah dipertimbangkan untuk menghentikan sementara barang impor dari China karena faktor virus corona. Namun akhirnya cuma impor binatang hidup saja yang dilarang.
Bawang putih diketahui stoknya mulai menipis berkisar 70.000 ton saja. Padahal, kebutuhan konsumsi bawang putih per bulannya bisa mencapai 40.000- 50.000 ton. China masih merupakan pemasok terbesar bawang putih ke Indonesia selama ini.
Kekhawatiran langkanya bawang putih membuat harga salah satu komoditas satu ini menjadi mahal mencapai Rp 80.000 per kilogram (kg) atau setara dengan harga daging. Untuk mengantisipasi melambungnya harga bawang putih, maka pemerintah pun memutuskan impor.
Sebanyak 62.000 Ton Bawang Putih Impor dari China dan India Segera Masuk RI Pemerintah memastikan impor bawang putih sebanyak 62.000 ton dari China dan India akan segera masuk ke Indonesia.
Impor 103 Ribu Ton
Sekretaris Jenderal Kementerian Perdagangan Oke Nurwan mengatakan, bawang putih impor ini diharapkan bisa memenuhi kebutuhan pasokan bawang putih di dalam negeri. Sebelumnya, Kementerian Pertanian (Kementan) telah menerbitkan rekomendasi impor produk hortikultura (RIPH) untuk komoditas bawang putih. Total volume bawang putih yang diberikan rekomendasinya sebanyak 103.000 ton.
Meski tak merinci berapa banyak perusahaan yang mendapatkan RIPH tersebut, tetapi Prihasto memastikan RIPH yang diberikan tengah diproses di Kementerian Perdagangan untuk mendapatkan persetujuan impor. Lebih lanjut, Prihasto membeberkan, kebanyakan bawang putih yang akan diimpor berasal dari China. Impor dari China diizinkan, mengingat tidak terdapat penularan virus corona melalui tanaman.
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengatakan, masyarakat tidak perlu panik dengan kenaikan harga bawang putih. Stok masih mencukupi, sekitar 88.000 hingga 120.000 ton. Ada tambahan lagi hingga 50.000 ton dari panen yang akan berlangsung pada akhir Februari hingga Maret.
Direktur Kebijakan Persaingan Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) Taufik Ahmad mengaku sudah mendengar rencana pemerintah mengimpor bawang putih untuk memenuhi kebutuhan nasional. Hal ini menurutnya lantaran pasokannya yang menipis disertai isu virus corona. KPPU minta Pemerintah tak hambat permintaan impor bawang putih. (Tjuk)