Sidoarjo – cakrajatim.com: Angin kencang disertai hujan lebat yang merobohkan atap dan plavon SDN Sumput, Kecamatan Kota, pada Senin (26/2) mendapat perhatian Komisi D DPRD Sidoarjo.
Tiga anggota Komisi D yang dipimpin ketuanya, Abdilah Nasih dan 2 anggota, Aditya Nindiatman, Toriqul Huda melakukan Sidak di sekolah tersebut. Mereka bertiga melihat kondisi atap yang roboh di lantai 2. Masih terlihat genteng yang masih berceceran, masih belum tersentuh perbaikan karena musibah terjadi baru dia hari lalu.
Struktur tulang beton bangunan sekolah tersebut masih baik. Dinding bangunan juga aman, namun atapnya saja yang ambrol. Butuh perbaikan sekitar 1-2 bulan untuk kembali normal bangunan yang.
Aditya Nindiatman menjelaskan terdapat 3 ruang kelas di lantai 2 yang atap atau plafonnya ambruk, sehingga air hujan masuk menggenangi ruang kelas tersebut. Efektif ruang kelas yang terletak di bagian titik yang plavonnya ambrol tidak dapat digunakan para siswa untuk belajar.
Melihat kerusakan ini harus cepat diperbaiki bagian yang jebol, tidak perlu menunggu jadwal lelang. Perbaikan perlu segera kendati gunakan dana darurat. Tidak mungkin siswa diliburkan untuk menunggu perbaikan. “Kerusakan ini harus cepat diperbaiki karena musim hujan belum selesai. Masih terjadi hujan setiap hari ” Ujarnya.
Ia memperhitungkan dibutuhkan waktu sekitar 1 bulan untuk memperbaiki bangunan atap yang ambrol tersebut. “Dan yang jadi persoalan anak didik dipindah di mana tempat belajarnya. Saya minta dinas pendidikan untuk kordinasi dengan pihak sekolah untuk mendapatkan solusi agar anak didik tidak terganggu pelajarannya, ‘ pintanya.
Kelangsungan pelajaran anak didik harus menjadi prioritas. Bencana ini cepat diperbaiki tanpa harus mengganggu kelancaran belajar mengajar. Bencana ini tidak bisa dihindarkan, yang paling penting keselamatan anak didik. Untunya tidak jatuh korban. “Itu yang kita syukuri tidak sampai jatuh korban, ” Ingatnya.
Ketua Komisi D DPRD Sidoarjo Abdilaj Nasih, mendesak Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (P dan K) Kabupaten Sidoarjo untuk segera melakukan perbaikan..
Ia berharap kepada dinas pendidikan agar kerusakan ini segera diperbaiki, karena sebentar lagi memasuki bulan Ramadhan. Biasanya sekolah-sekolah mengadakan pondok Ramadhan. Kelas yang rusak ini sudah selesai diperbaiki.
Ketua Fraksi PKB mengatakan Dinas P dan K Sidoarjo harus memiliki dana taktis yang dapat digunakan sewaktu-waktu, apabila sedang terjadi bencana alam. Ironisnya anggaran dinas yang tersedia hanya Rp 300 juta untuk semua sekolah di Sidoarjo.
Komisi D DPRD Sidoarjo mengusulkan solusi jangka panjang untuk antisipasi kembali terjadinya bencana alam dengan anggaran yang bisa dikeluarkan setiap saat dan bisa digunakan sewaktu-waktu ada bencana alam.
Antisipasi
Thouriqul Huda, anggota komisi D, para guru hendaknya dapat mengantisipasi kondisi alam, bila terjadi angin kencang pada saat belajar supaya dihentikan dulu. Cari suasana aman dan baru kemudian kegiatan belajar mengajar dilanjutkan.
Keadaan cuaca yang tidak menentu terutama terjadinya angin kencang harus dicermati. “Kita harus memprioritaskan keselamatan para siswa yang belajar di kelas, ” Ujarnya.
Sementara Rudianto, salah seorang wali murid mengatakan, selain bangunan sekolah, hujan deras disertai angin kencang ini juga merusak sejumlah rumah warga. “Hujan kemarin sore itu campur es batu mas. Disertai anginnya itu kencang sekali, sekitar jam tiga sore. Bikin hancur sekolahan ini mas,di tempat saya juga porak poranda,” ungkapnya.
Bila memikirkan keadaan itu rasanya masih traumatis terutama memikirkan anak yang belajar di sekolahan itu. Ia mengharapkan perbaikan segera dilakukan supaya anak-anak dapat belajar dengan tenang.
Sebelumnya hujan deras disertai angin kencang bercampur butiran es melanda sejumlah wilayah Kecamatan Sidoarjo, Senin (26/2) sore, ratusan pohon di sepanjang jalan protokol kawasan Kecamatan Sidoarjo Kota tumbang ke badan jalan hingga menyebabkan kemacetan dan terputusnya aliran listrik hingga beberapa jam.
Atas kejadian ini BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Kabupaten Sidoarjo masih melakukan asesmen sehingga belum diketahui secara pasti jumlah total dampak kerusakan yang diakibatkan fenomena alam ini.
Ganti Plafon
Heri Purwanto, Kepala Bidang Sarana dan Prasarana (Kabid Sarpras) Dinas P dan K Sidoarjo yang ikut mendampingi sidak Komisi D itu menjelaskan bahwa pihaknya saat ini sedang melakukan penghitungan kerusakan serta jumlah anggarannya.
Ia menjelaskan bahwa pihaknya akan segera mengganti plafon SDN Sumput yang ambruk akibat diterjang hujan deras disertai angin kencang dengan plafon yang lebih tahan air. Saat ini, masih di hitung kebutuhan anggarannya untuk mengganti plafon disini.
Sementara itu, Kepala SDN Sumput Sri Rahayu Wilujeng menguturkan bahwa akibat terjangan hujan deras yang disertai angin kencang, proses belajar mengajar di SDN Sumput dibagi menjadi 3 shift. Mulai pukul 07.00-09.00 WIB untuk kelas I dan II, kemudian dilanjutkan Kelas III dan IV serta kelas V dan VI.
“Karena ini kondisi darurat. Maka setelah pembelajaran di kelas selesai, dilanjutkan di rumah masing-masing,” tuturnya. “Khusus untuk hari ini anak-anak kita pulangkan lebih awal. Biasanya jam pelajaran normalnya masuk pukul 7.00 WIB pulang pukul 11.00 WIB hari ini tadi kita pulangkan pukul 8.00 WIB,” katanya.
Pihak sekolah juga melakukan antisipasi dengan mengosongkan kelas dengan memindahkan proses ses belajar mengajar ke ruang kelas yang aman. “Tadi kita juga sempat ada aktifitas belajar mengajar singkat di ruang kelas yang pantau bawah yang aman. Selebihnya kita arahkan belajar dari rumah. Untuk besok masuk apa tidak siang ini kita rapatkan bersama para guru,” ujanya.
Hujan deras disertai angin kencang atau puting beliung yang terjadi pada Senin (25/02) lalu itu, memporak-porandakan sejumlah kawasan di Kabupaten Sidoarjo. Ada beberapa rumah dan bangunan milik warga yang mengalami kerusakan, mulai dari kerusakan ringan, sedang hingga kerusakan berat.
Dan paling naas SDN Sumput. Bukan hanya plafon tetapi bekas reruntuhan plafon ambruk ke ruang guru dan kelas. Bekas sampah plafon terlihat berserakan di meja-meja belakar.
Menanggapi SDN Sumput yang diterjang angin puting beliung, Bupati Sidoarjo H. Ahmad Muhdlor Ali mengatakan bahwa sekolah yang terkena bencana alam dan rusak berat menjadi skala prioritas bagi Pemkab Sidoarjo. Pemerintah cepat bergerak perbaikan bangunan yang rusak.
Anggaran siap
“tidak perlu pikirkan anggaran. Anggaran sudah disiapkan, sekarang masih didata. Pemkab Sidoarjo berusaha memberikan prioritas bagi kerusakan yang berat lebih dulu. Yang mendesak kita ajukan dengan belanja Tdak Terduga dan sebagainya,” kata Bupati Muhdlor.
Menurut bupati semua sekolah rusak, baik yang disebabkan oleh bencana alam ataupun di makan usia, semuanya mendapatkan perhatian dari Pemkab Sidoarjo. Namun realisasinya di susun berdasarkan tingkat kerusakannya.
Menurutnya, Pemkab Sidoarjo selalu menyiapkan anggaran revitalisasi dan renovasi sekolah rusak setiap tahun. Namun karena ada bencana alam, sekolah yang sebelumnya masuk kategori rusak ringan menjadi berat.
Ia memastikan semua pasti mendapatkan perhatian. Tidak tebang pilih. Tapi karena kondisinya darurat, sekolah-sekolah yang rusak parah itu harus segera ditangani. Segera diperbaiki.
Bagi sekolahan di Sidoarjo yang alami kerusakan ringan berubah menjadi rusak berat. Sehingga masuk dalam kategori kondisi darurat. ”Dan, Insya Allah yang masuk unsur kedaruratan dan mendesak akan di eksekusi lewat pengeluaran belanja tak terduga ” jelasnya. (adv, hds)