Cakrajatim.com – Sidoarjo: baru beberapa hari memasuki musim kemarau, air PDAM yang dihasilkan IPA (Instalasi Penjernihan Air) Tawangsari, berubah menjadi keruh. Warna air seperti Rawon. Komisi B mendapat keluhan warga perihal menurunnya kualitas air PDAM.
Komisi B DPRD Sidoarjo, mengundang intansi yang bertanggungjawab terhadap kualitas air IPA Tawangsari, Kecamatan Taman, dalam RDP (Rapat Dengar Pendapat) dengan Perumda PDAM Delta Tirta, Perum Jasa Tirta, Dinas Sumber Daya Air Pemprov Jatim, PT Taman Tirta, guna mengurai penyebab air PDAM menjadi keruh.
komisi B DPRD Sidoarjo mempertanyakan buruknya kualitas air PDAM yang disuplai dari IPAL Tawangsari, Sepanjang.
Pelanghan PDAM Delta Tirta Sidoarjo di sejumlah wilayah melaporkan keluhan air keruh dan beraroma tidak sedap. Kondisi ini sudah mereka alami selama hampir dua minggu belakangan.
Beberapa perumahan atau wilayah yang air PDAM-nya tidak layak digunakan, bahkan sampai berwarna hitam pekat ada di Kramat Jegu, Perumahan Pondok Wage Indah, Kenongosari Pepelegi, Perumahan Kedungturi Permai I Taman, Perumahan Graha Asri Sukodono, dan Perumahan Kepuh Permai – Waru.
Ketua komisi B, Bambang Pujianto menggunakan kesempatan ini meminta pihak yang bertanggungjawab untuk memperbaiki kinerjanya karena air adalah pelayanan vital kepada rakyat.
Saking keruhnya air bersih dari Tawangsari, sudah seperti rawon. Hitam, keruh, bau kadang air berubah coklat. Hari ini air bersih menjadi rawon, minggu depan sudah menjadi soto, guraunya.
Dari pembicaraan RDP komisi B dengan intansi air ini diketahui persoalan IPAL Tawangsari memang sulit diselesaikan. Mulai baku mutu air sungai Pelayaran, rusaknya kualitas air permukaan, faktor cuaca dan sebagainya.
Indonesia yang mengenal 2 musim, kemarau dan hujan sama tidak mendukungnya. Artinya di saat musim hujan, air rusak dan ketika musim kemarau air sudah rusak dari hulunya. Apalagi daerah Tawangsari, Kec Taman, banyak berdiri pabrik yang membuang limbahnya di sungai.
Limbah bercampur air sungai itu lalu masuk ke IPAL Tawangsari. pihak PT Hanarida Tirta Birawa yang berpusat di Malaysia, mengakui air yang dikelola di IPAL Tawangsari, sudah menggunakan berbagai bahan kimia untuk menjernihkan bahan baku air. Masalahnya air bahan baku yang diambil dari kali Pelayaran, kualitasnya sangat buruk.
Sedangkan Perum Jasa Tirta, juga tidak mau dijadikan pihak yang disalahkan, karena banyak pabrik berdiri dan buangan limbahnya penuh dengan bahan kimia.
Komisi B sebenarnya mendesak Perum Jasa Tirta sebagai penerima manfaat atas pengelolaan air PDAM tidak boleh diam. Ternyata selama ini PT Hanarida Tirta Birawa dan PT Taman Tirta Sidoarjo membayar air yang diambil dari kali Pelajaran kepada Perum Jasa Tirta. Dan biaya pemakaian air itu dibayar tiap bulan.
Anggota komisi B dari PDIP, Sujalil, air PDAM dari Tawangsari dan IPA Krian ini bila tidak layak minum tidak masalah, asalkan masih layak dipakai mandi. Namun tragis bila air PDAM tidak layak untuk mandi. Terus pelanggan harus mandi pakai apa.
Komisi B tidak tinggal diam apabila pelanggan dirugikan oleh pelayanan PDAM. Pelanggan tidak mau tahu dengan jasa Tirta, taman Tirta, HTB, Brantas, tahunya pelanggan adalah PDAM karena mereka membayar tagihan pemakaian air ke PDAM.
Pelanggan Air PDAM Sidoarjo terbelah antara pelanggan Umbulan dan Tawangsari. Beruntung yang sudah menjadi pelanggan air Umbulan yang kualitasnya terjamin bersih dan bening. Migrasi dari pelanggan PDAM ke Umbulan ini harus menjadi prioritas utama.
Sebag potensi Umbulan sangat besar, tinggal dicarikan upaya untuk membangun jaringan pip ke seluruh pelosok Sidoarjo.
IPA Siwalan Panji adalah contoh keberhasilan di mana, IPA yang sejak awal dilayani air sungai, kini telah dimatikan diganti dengan air Umbulan. Bila perlu IPA Krian 2 yang sudah dimatikan dipindahkan ke Umbulan juga.
Dirut PDAM Delta Tirta Sidoarjo, Dwi Hary Soeryadi mengusulkan agar semua pihak yang terkait dengan pengelolaan sumber daya air dari hulu ke hilir dilibatkan dalam diskusi.
Dwi menjelaskan, selama bertahun-tahun, air keruh telah menjadi masalah musiman di Sidoarjo. Hal itu disebabkan oleh beberapa faktor.
Seperti pencemaran dan sampah di Kali Pelayaran yang semakin banyak, dan penyebab utama air keruh itu adalah surutnya air bahkan tidak adanya aliran air di Kali tersebut,” ujarnya.
Tidak adanya aliran air dari hulu diakibatkan ditutupnya pintu air untuk berbagai keperluan. Seperti irigasi sawah, supply air baku, dan pengendalian banjir.
Penutupan pintu air itu menyebabkan penurunan kualitas air baku, dan peningkatan COD dan BOD yang signifikan, yang juga menimbulkan bau tidak sedap.
Namun demikian, pihaknya tetap membayar kurang lebih Rp 500 juta setiap bulan kepada PJT1 untuk pengambilan air kali ini untuk keperluan pengolahan menjadi air bersih bagi masyarakat Sidoarjo di semua intake IPA-nya.
Sementara itu, Dinas PU SDA Provinsi Jatim menjelaskan bahwa mekanisme buka tutup pintu air sudah sesuai dengan SOP dan dilakukan untuk berbagai kepentingan. Termasuk irigasi, supply air baku, dan pengendalian banjir.
Diskusi dalam hearing tersebut mengungkapkan bahwa semua pihak telah berusaha memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat. Namun, masih terdapat kendala dalam koordinasi dan kerjasama antar lembaga.
Sebagai solusi, hearing menghasilkan beberapa kesepakatan. Mulai dari evaluasi bersama SOP buka tutup pintu air Kali Pelayaran oleh PU SDA provinsi.
Selain itu, PJT1 diminta untuk lebih mengoptimalkan pembersihan dan pengangkatan sampah secara berkala.
PDAM sudah melakukan washout atau flushing untuk dibuang cuma-cuma tidak hanya satu jam, dua jam, bahkan berjam-jam. Tapi mohon maaf, setelah air yang keluar sudah kami lihat jernih, kita tutup, ternyata di pelanggan tetap keruh. Informasi yang kami terima dari teman-teman produksi, ini akibat menurunnya kualitas air baku di Sungai Pelayaran,” kata Ifan, humas PDAM.
Jajaran direksi dan semua karyawan PDAM Delta Tirta Sidoarjo menyampaikan permohonan maaf ke pelanggan atas kualitas air yang sampai ke pelanggan,” ujarnya menambahkan.
Terkait penyebab menurunnya kualitas air baku dari Sungai Pelayaran, Ifan mengatakan, berdasarkan pengalaman diduga karena pembuangan limbah.
Hearing DPRD Sidoarjo merupakan langkah yang positif untuk menyelesaikan permasalahan air keruh di Sidoarjo. Dengan kerjasama dan komitmen dari semua pihak, diharapkan kualitas air di Sidoarjo dapat segera membaik.
Untuk menindak lanjuti hal tersebut telah dilayangkan surat undangan rapat koordinasi teknis oleh Perumda Delta Tirta Sidoarjo kepada PU SDA Provinsi, PUBM SDA kabupaten Sidoarjo, PJT1, BBWS, PT HTB dan PT TTS. Dengan harapan, pelayanan kepada masyarakat kedepannya akan meningkat menjadi jauh lebih baik.
IPA Tawangsari, Taman, dikelola perusahaan dari Malaysia yakni PT Hanarida Tirta Birawa (HTB) dengan kontrak kerja selama 30 tahun. Pemkab Sidoarjo tidak dapat “menyentuh” Perusahaan ini kendati berulangkali kualitas yang dihasilkan perusahaan ini tidak berkualitas.
Selama kontrak kerja belum berakhir, maka PT HTB Berhak penuh mengelola itu.
Terhadap buruknya kualitas air PDAM yang disuplai IPA Tawangsari, pihak PT HTB tidak mau disalahkan sendiri. HTB bekerja sesuai standar kelayakan. Persoalan yang terjadi bukan pada sistem pengelolaan saja, namun pada bahan baku dari Kali Pelajaran.
Wakil dari PT HTB dalam RDP, tersebut sudah berkordinasi dengan jajaran samping. Masalahnya air yang masuk kali Pelajaran sudah rusak dari hulu. Kali Pelajaran adalah anak sungai Brantas. Saat air dari sungai besar yakni Brantas masuk kali Pelajaran, airnya sudah bercampur dengan berbagai bahan buangan industri.
Di sepanjang kali pelayaran terdapat pabrik, industri rumahan dan limbah rumah tangga. (Adv, hds)