Sidoarjo, Cakrajatim: Koperasi guru SMPN I Taman menjual modul buku pembelajaran dengan harga tidak wajar.
Di online harga ditawarkan Rp 52 ribu hingga Rp 60 ribu. Namun koperasi menjual dengan harga Rp 100 ribu. Selisih harga yang cukup banyak ini menjadi sorotan para walimurid. Namun mereka tidak mau menyampaikan secara terbuka.
Kepala Sekolah SMPN I Taman, drs Achmad Lutfi, ditemui dikantornya, Selasa (26/10), soal modul pembelajaran terbitan Airlangga, Surabaya ini meski sudah dibeli tapi belum dibagikan. Ia juga enggan menunjukkan contoh buku yang dimaksud.
Ia menjelaskan sesuai harga cetak buku hasil rujukan Kemendiknas Rp 85 ribu. Koperasi menjual dengan harga Rp 100 ribu. Selisih harga ini bukan untuk mencari untung, karena untung yang didapat disubsidikan kepada siswa yang tidak mampu membayar.
“Ada 30% siswa kami yang tidak mampu dan siswa miskin tidak perlu membayar karena diberikan gratis,” tandasnya.
Berawal dari keluhan siswa sekolah terhadap pungutan yang beragam mulai dari seragam sekolah, buku modul dsb nya. Koperasi bekerjasama dengan paguyuban siswa dari 14 kelas dari kelas 7, 8 dan 9 untuk seragam dan modul.
Achmad Lutfi mengaku, pihak sekolah tidak terlibat dan tidak mau terlibat dalam urusan jual beli buku itu. “Ngawur, sekolah gak melok-melok,” tegasnya. Sekolah hanya menyampaikan kebutuhan modul untul mempercepat pembelajaran.
Adapun study banding para guru ke Jogja tidak memungut dari uang siswa. Itu diambilkan dari uang SHU (Sisa Hasil Usaha) koperasi sekolah.
Lutfi yang merangkap Kepsek SMPN I Sidoarjo ini, mengatakan sejak pandemi ini siswanya lost learning. Hampir 50% siswanya yang tidak fokus akibat libur yang terlalu lama.
Saat ini sudah dibuka PTM (Pembelajaran Tatap Muka), diatur hanya 50% secara bergantian.
Assasmen kompetensi sekolah di sekolah ini cukup diperhitungkan dengan prestasi yang pernah didapat. Ia ingin mengembalikan motivasi belajar anak-anak. (hdi)