Sidoarjo – Cakrajatim:a: Komite walimurid SMPN I Taman, tidak berfungsi dengan baik sehingga segala urusan yang berkaitan dengan pengadaan buku modul pembelajaran dan seragam siswa ditangani Koperasi yang bekerjasama dengan pegayuban.
Ketua komite SMPN I Taman, Suyitno, mengakui, pihaknya tidak terlibat dalam pengadaan modul dan seragam. “Kesepakatan dengan sekolah, biar paguyuban walimurid kelas saja yang ke koperasi,” tandasnya.
Komite, menurut pensiunan polisi ini meminta harga modul dam seragam jangan memberatkan siswa. Harganya jangan tinggi-tinggi. Namun Suyitno, heran kenapa modul yang dijual koperasi SMPN I Taman lebih mahal dari harga pasaran. “Sampeyan tanyakan saja ke koperasi,” pintanya.
Kenapa komite tidak mau menangani? “Kan sudah ada paguyuban, mas,” tambahnya.
Harga modul yang berbasis AKM (Assasmen Kompetensi Minimum) sebagai instrumen nasional untuk mengganti ujian nasional, di tingkat online harganya Rp 52 ribu hingga 60 ribu. Namun koperasi guru menjual Rp 100 ribu.
Kepala Sekolah SMPN I Taman, drs Achmad Lutfi, menjelaskan urusan pengadaan modul dan seragam itu dilakukan koperasi dan paguyuban. “Saya tidak ada urusan dengan pengadaan modul, ” tandasnya.
Namun siswa harus memiliki modul itu agar hasil asasmentnya baik. Sebagian siswa yang tidak mampu diberi gratis. Dengan bekal modul ini SMPN I Taman. Rankingnya selalu diperhitungkan.
Lutfi sendiri menolak menunjukan seperti apa bentuk modul yang di jual Rp 100 ribu. Ia berkilah bahwa modul itu ada di SMPN I Sidoarjo. Lutfi kini merangkap menjadi kepala sekolah di SMPN Taman dan Sidoarjo Kota.
Entah kenapa modul itu belum diserahkan ke siswq SMPN I Taman. (hdi)