Sidoarjo – cakrajatim.com: Progres pembangunan flyover Krian terus berjalan. Saat ini tiang pancang beton penyangga jembatan sudah terpasang. Ditargetkan akhir Desember 2023 Flyover Krian itu selesai.
Panjang flyover Krian sendiri 700 meter ditambah 100 meter di masing-masing ujung flyover untuk turunan. Flyover Krian dibangun melintas di atas rel kereta api Km 38+897 lintas Surabaya-Solo mulai Jalan Raya Moh. Yamin hingga Jalan Kyai Mojo Krian.
Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali menyampaikan, pengerjaan proyek Flyover JPL 64 Krian beriringan dengan pembangunan proyek Flyover JPL 79 Kedinding, Kecamatan Tarik. Proyek tersebut merupakan kolaborasi antara pemerintah pusat dengan Pemkab Sidoarjo dan Pemprov Jatim untuk mengurai kemacetan di perlintasan sebidang ruas jalan Krian dan Tarik.
Untuk mendukung percepatan pembangunan Flyover JPL 64 Krian, Pemkab Sidoarjo telah mengeluarkan anggaran pembebasan lahan sebesar Rp. 7,5 miliar.
“Anggaran tersebut dipakai untuk ganti rugi lahan masyarakat yang terkena dampak pembangunan,” ujar Gus Muhdlor.
Kedua proyek tersebut anggarannya bersumber dari APBN melalui Dirjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan RI. Untuk alokasi anggaran pembangunan Flyover JPL 64 Krian mencapai Rp. 167 miliar. Sedangkan untuk Flyover JPL 79 Kedinding Tarik sebesar Rp. 60 miliar.
Bupati Gus Muhdlor juga menyampaikan, keberadaan Flyover JPL 64 itu nantinya bisa mengurai kemacetan di perempatan ruas Jl. Kyai Mojo Krian dan Jl. M. Yamin. Dimana pada perempatan jalan tersebut selama ini selalu menjadi titik kemacetan.
Putra KH. Agoes Ali Masyhuri Pengasuh Ponpes Progresif Bumi Sholawat itu mengucapkan terimakasih kepada warga di sekitar proyek yang ikut mendukung pembangunan perlintasan sebidang itu. Permohonan maaf juga disampaikan Gus Muhdlor, karena proyek tersebut berimbas pada kelancaran aktivitas masyarakat.
“Proyek bisa lancar karena warga sekitar mendukung, sebelumnya kami minta maaf karena selama pengerjaan proyek terjadi pengalihan arus kendaraan dan mobilitas warga sementara sedikit terganggu,” pungkas Gus Muhdlor. (Git)