Sidoarjo – cakrajatim.com: Kemitraan antara Kementrian Sosial RI dengan Pimpinan Daerah Aisyiyah Kabupaten Sidoarjo,menyasar perihal perlindungan terhadap perempuan dan perlindungan kekerasan seksual pada anak.
Seperti pelaksanaan sosialisasi Pencegahan dan Penanganan kekerasan seksual pada anak, Sabtu (9/9), yang dihelat di aula lantai 3 gedung PDM Sidoarjo.
Kegiatan sosialisasi yang diikuti seratus ini, menghadirkan dua pembicara yakni DR Faozan Amar SAg MM Staf Khusus Menteri Bidang Hubungan dan Kemitraan Lembaga, serta Fadli Yulianto SSt.MA ahli hipnoterapy.
Kegiatan yang dibuka langsung Siti Zubaidah Syafi’i ketua Pimpinan Daerah Aisyiyah Kabupaten Sidoarjo ini, juga dihadiri Hasrifah Musra Staff ahli Direktorat rehabilitasi sosial anak Kemensos RI.
Dalam sambutannya, Zubaidah Syafi’i mengawali dengan memberi apresiasi positif atas kepercayaan Kemensos RI bermitra dengan PD Aisyiyah Sidoarjo, untuk menggelar sosialisasi pencegahan seksual pada anak.
“Kegiatan dari Kementrian sosial ini, sangat berkaitan dengan Program kegiatan PDA, yang gencar mencegah kekerasan perempuan dan anak. Dan saya berharap , seluruh peserta bisa mengikuti kegiatan hingga tuntas agar faham cara penanganan kekerasan pada anak,” ujar Zubaidah Syafi’i.
Ketua PDA Sidoarjo ini menambahkan,
dengan berdasar Filosofi Aisyiyah sebagai organisasi perempuan berkemajuan, maka diharuskan peduli dengan kondisi lingkungan.
“Ini sangat penting saya pesankan, karena Sidoarjo saat ini, masih masuk dalam tiga besar wilayah dengan kekerasan perempuan,” ujar Zubaidah Syafi’i.
Salah satunya kasus kekerasan seksual pada anak yang terjadi di Sidoarjo, yang menjadi perhatian khusus Tri Rismaharini Menteri Sosial beberapa waktu lalu.
“Kenapa kasus kekerasan seksual pada anak yang terjadi di Sidoarjo ini menjadi perhatian serius bu menteri, karena pelaku adalah ayah tiri yang mendapat ijin dari ibu kandung korban,” ujar Faozan.
Karenanya sebagai efek jera lanjut Faozan, pada kasus kekerasan seksual anak yang dilakukan oleh orang terdekat, Menteri sosial meminta hukumannya diperberat.
“Makanya kita sebagai ibu, harus benar-benar tetap waspada akan kondisi orang-orang sekitar kita. Demi keselamatan anak kita dari ancaman kekerasan seksual anak,” ucap Faozan.
Sementar itu Fadli Yulianto SSt.MA sebagai pemateri kedua yang mengupas soal “Komunikasi terapeutik”
membuka sesi diskusi materi dengan mengajak peserta memberi contoh kekerasan anak baik verbal maupun fisik pada keluarga.
Pada kegiatan ini, DR Faozan Amar SAg MM juga memberikan kesempatan pada peserta, untuk bisa berbuat sosial bagi masyarakat sekitar.
Kesempatan ini berupa bantuan sosial kepada lansia usia 80 keatas, bagi Yatim piatu, pemberian alat bantu bagi disabilitas, serta pelatihan UMKM melalui progam Pena. (hds)