Sidoarjo Cakrajatim.com
Salah satu rekomendasi kuat pada KTT ASEAN ke 23 di Jakarta adalah tekat seluruh Negara di kawasan ini untuk menjadikan ASEAN sebagai episentrum pertumbuhan. Sebuah kawasan yang mampu menghadirkan ketentraman dan kemakmuran bagi seluruh warganya. Karena itu pembahasan ekonomi menjadi utama, sebab ketakpastian global masih menjadi hantu menakutkan.
Puluhan Negara di dunia kini bahkan dikabarkan masuk daftar pasien Dana Moneter Internasional (IMF).
Kehadiran Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF), Kristalina Georgieva pun sangat ditunggu. Ia mengungkapkan bahwa dampak dari pandemi dan perang geopolitik dapat menyebabkan kerugian bagi negara kawasan ASEAN karena mengganggu rantai pasok global dan menekan harga yang berimbas pada inflasi. IMF juga memperkirakan suku bunga akan tetap tinggi hingga tahun 2025. Ini akan membawa konsekuensi terhadap biaya dan nilai tukar. Suku bunga The Fed dan EUCB (European Central Bank) masih akan tinggi.
Kristalina menambahkan, ASEAN yang sebenarnya diproyeksikan tumbuh begitu kuat sebelum pandemi, akan turun setengahnya atau kehilangan uotput potensial sebesar 8 persen. Namun ASEAN diprediksi akan terus melanjutkan pertumbuhan hingga 4,6 persen, sementara pertumbuhan ekonomi dunia paling tinggi 3 persen pada tahun 2023 ini. Pertumbuhan ekonomi itu berkontribusi terhadap perekonomian dunia sebesar 10 persen.
Tumbuh 5%
Laporan World Economic Outlook (WEO) pada April 2023, IMF (International Monetary Fund) merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia 2023 dari 4,8% menjadi 5,0%. Itu artinya ekonomi Indonesia akan tetap tangguh meskipun pertumbuhan global melambat. Sumber pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2023 bergeser dari sektor eksternal ke sektor domestik.
Ekspor melemah seiring perlambatan ekonomi global, terutama di AS dan Zona Euro.
Selain itu konsumsi rumah tangga Indonesia akan didukung inflasi yang menurun. Ini berkat keberhasilan pemerintah dalam menjaga pasokan dan harga pangan, meningkatnya mobilitas dan permintaan masyarakat. Diperkirakan ekonomi Indonesia tahun 2023 turun menjadi 5,04% dibandingkan 5,31% pada 2022. Angka ini sejalan IMF yang memperkirakan ekonomi akan tumbuh 5,0% pada tahun 2023.
Dikutip dari CNBC Indonesia, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengungkapkan, dalam menghadapi ketidakpastian global, Indonesia menggunakan bauran kebijakan untuk mengurangi dampak buruk. Bahkan, Indonesia tidak memperdulikan apa yang direkomendasikan IMF. Rekomendasi IMF tidak berlaku untuk Indonesia. Bisa saja IMF lebih pintar, tapi BI lebih berpengalaman.
Faktanya ketakpastian global menyebabkan tingginya angka inflasi. Negara lain untuk menurunkan inflasi hanya menggunakan instrumen suku bunga. Amerika Serikat hanya menggunakan satu suku bunga untuk menurunkan inflasi. Berbeda dengan BI yang menggunakan langkah stabilisasi nilai tukar rupiah untuk menjaga inflasi barang impor.
Nilai Kesetaraan
Presiden Joko Widodo sendiri menyampaikan sejumlah hasil kesepakatan KTT ASEAN ke-43, yaitu, EAS Leaders’ Joint Statement mengenai epicentrum of growth. Meskipun di tengah situasi yang sulit, KTT menghasilkan banyak hal sebagai upaya menjaga perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran kawasan. “Jika kita tidak mampu mengelola perbedaan, atau hanya ikut-ikutan terbawa arus rivalitas, kita akan hancur. Dunia butuh jangkar, butuh penetral, butuh safe house,” ujar Jokowi .
Selain itu, juga telah disepakati pengembangan ekosistem electric vehicle (EV) yang didukung penuh oleh RRT, Jepang, dan Korea. Indonesia dan ASEAN juga terus menyuarakan kepentingan negara-negara Pasifik, kepentingan negara-negara berkembang, termasuk hak untuk membawa kemakmuran bagi rakyatnya dan melakukan hilirisasi industri.
Nilai kesetaraan dikatakan Presiden menjadi faktor kunci untuk memperkuat persatuan di Kawasan. Kesetaraan ini menjadi barang langka di dunia. Banyak ketidakadilan dan konflik terjadi akibat tidak ada kesetaraan. Tentang kesatuan, dikatakan Presiden jangan diartikan tidak ada perbedaan pendapat. Sebagai negara yang memiliki beragam suku, budaya, bahasa, dan agama, bagi Indonesia kesatuan itu adalah sebuah harmoni dalam perbedaan, termasuk di dalamnya perbedaan pendapat. Perbedaan pendapat justru menyuburkan demokrasi, menunjukkan ASEAN sebagai keluarga memiliki kedudukan yang setara.
Tantangan masa depan semakin berat dan mengakibatkan perebutan pengaruh oleh kekuatan besar. Tapi ASEAN sepakat menolak menjadi proxy bagi kekuatan manapun. ASEAN bekerja sama dengan negara manapun dengan menjunjung tinggi perdamaian dan kemakmuran.
(Putry dya)