Cakrajatim.com – Sidoarjo: Ulang tahun ke 52 pabrik kertas dan chemical terbesar di Jatim, PT Tjiwi Kimia, memberi karpet merah kepada Calon Bupati dari 02, Ahmad Amir Aslichin, Selasa (15/10) Sore, untuk berbicara tentang konsep membangun Sidoarjo di depan seratus karyawan.
Hampir 1 jam mas Iin berbicara dengan gayanya yang santai mengurai berbagai persoalan Sidoarjo dengan memberikan solusi. Advisor PT Tjiwi Kimia, Ongki Ongkorejo, yang menyimak narasi mas Iin sontak berdiri dan memberi aplaus dengan menyahut mic dengan mengatakan, “Saya senang mas Iin, gak banyak omong (tidak bertele-tele). Biasanya pemimpin yang banyak omong itu ruwet, ” Ujarnya singkat dan mic ditaruh kembali di atas meja.
Pada awal bicaranya, Ongki, menyatakan Tjiwi Kimia patut berterimakasih kepada ayahanda mas Iin, Saiful Ilah. Saat Saiful menjabat, membantu Tjiwi dalam pengadaan tanah. “Meskipun Pak Saiful membantu banyak hal namun tidak pernah meminta sepeserpun dan Tjiwi juga tidak pernah memberi, ” Kata penanggungjawab PT Tjiwi Kimia ini.
Kalau ada urusan Tjiwi, menurut Ongki, pak Saiful mengajak Ongki untuk ngopi dan kemudian membahas dan menyelesaikan. Tjiwi yang awal berdiri tahun 1972 dengan Eka Tjipta Wijaya sebagai pendirinya mulai membangun pabrik kertas di desa Kramat Temenggung, Tarik, hingga kini asetnya 250 hektar di 5 desa dengan 8 ribu karyawan. ‘Tjiwi Kimia Tidak akan lupa kepada jasa pak Saiful Ilah, ” Kata ongki disambut tepukan karyawan.
Mas Iin di depan karyawan memberikan solusi atas keluhan manajemen Tjiwi Kimia yang menyebutkan ada warga 2 desa yang enggan membayar iuran bawah tanah sehingga pabrik yang sudah membangun air bersih di 5 desa membiayai kebutuhan air warga tersebut.
Benny, manajer Tjiwi Kimia, menguatirkan bila pabrik tidak bisa membeayai. Ia memberikan catatan pernah 2 tahun berhenti produksi karena covid 19. Tidak ada uang masuk bahkan keluar terus untuk membayar gaji karyawan. Beruntung ketika pabrik berhenti produksi tidak ada satupun karyawan yang di PHK. Pabrik ini tiap bulan membayar PLN Rp 250 miliar/bulan.
Mas Iin langsung menjawab, solusinya adalah dengan anggaran dusun yang ia canangkan sebesar 300-500 juta/tahun. Dana APBD untuk dusun itu dapat digunakan untuk kepentingan warga desa. Termasuk untuk menyelesaikan masalah air bersih.
Anggaran dusun, menurutnya dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan dan persoalan dusun. Untuk merehab atau membangun PAUD, pos kamling, infrastruktur dusun seperti paving, jembatan, pagar makam, untuk sosialisasi.
Untuk menjalankan anggaran ini dimulai dengan Musrenbang dusun. Di tempat ini tokoh warga berembug membangun dusun. Untuk laporan atas penggunaan anggaran bisa oleh pihak desa, atau OPD terkait. (hd)