Sidoarjo – cakra jatim.com: Komisi D DPRD Sidoarjo dibuat geram dan marah besar oleh sikap ketua KONI Sidoarjo, Imam Mukri yang seperti tidak mengakui kegagalan Sidoarjo dalam mempertahankan urutan ke-2 dalam Porprov Jatim tahun 2025.
Walaupun Sidoarjo tersungkur di urutan ke-3 di bawah Kota Surabaya dan Malang, oleh Imam Mukri tidak diakui sebagai kegagalan. Dalam rapat, dia diberi waktu lama untuk menyampaikan uneg&unegnya. Tapi tidak ada pengakuan gagal, terlebih minta maaf kepada masyarakat dan komisi D.
Padahal Sidoarjo mengirimkan 1200 atlet di Porprov 2025. Di porprov 2023 lalu malahan Sidoarjo di ranking 2 besar dengan jumlah atlet yang lebih sedikit, 800 atlet. Tapi medali yang didapat jauh lebih banyak dari tahun ini.
Sempat terjadi perdebatan antara ketua komisi d, Dhamroni Chudori dengan Imam Mukti perihal diksi ‘gagal’. Lucu juga imam mukri. Meski jelas-jelas peringkat Sidoarjo dari 2 menjadi peringkat 3 tetapi ini bukan kegagalan.
Dhamroni dengan kata-kata pedas akhirnya dapat meyakinkan Imam Mukti bahwa ini adalah kegagalan sidoarjo. Tidak cukup itu, Dhamroni malah mengungkap rasa kecewanya terhadap kinerja ketua KONI Sidoarjo.
dengar pendapat komisi D DPRD Sidoarjo dengan Ketua KONI, Imam Mukri Afandi, berlangsung penuh dengan kontroversi. Udara sejuk dari AC ruangan terasa panas oleh sengatan pimpinan kepada Imam Mukri.
Ketua Komisi D, Dhamroni, tak mampu menahan diri dan meninggalkan kursinya di saat rapat masih berlangsung panas. Sebelum ke luar ruangan, Dhamroni mendesak Imam Mukri, bersepakat untuk menyatakan Sidoarjo gagal. Dipertegas dengan kegagalan total.
Imam Mukri sebelumnya sudah diberi waktu untuk berbicara, namun dalam kurun 20 menit, tidak ada permintaan maaf yang ke luar dari mulutnya. Justru Imam malah seperti membanggakan prestasi Sidoarjo.
Konyolnya lagi Sidoarjo dinilai masih beruntung dapat urutan ke-3 karena ada yang mentarget anjlog di urutan 7 besar. Dengan narasi berputar-putar dan penuh retorika, Imam menganggap ini bukan kegagalan. Kegagalan ini karena suporting.
Imam Mukri seperti tidak menyadari, kota Malang yang di porprov jatim memborong 160 emas. Sedang Sidoarjo sekitar 70 emas saja.
Dhamroni memandang tajam Imam yang bicara dengan narasi hampa. Serta merta komisi D akan mengeluarkan rekomendasi manajemen KONI dievaluasi menyeluruh. Bukan atlet yang dievakuasi, tapi pengurus KONI Sidoarjo saja.
Wakil ketua komisi D, Bangun Winarso, yang biasanya kalem ikut-ikutan panas mendengarkan Imam Mukri yang tidak mau mengakui kegagalan. “Kalau gagal harusnya minta maaf, tapi sedari tadi tidak ada keluar permintaan maaf itu, ” Ujarnya.
Dhamroni juga menyoroti lemahnya komunikasi KONI dengan Cabor. Cabor banyak mengeluh sulitnya bicara dengan ketua KONI. Untuk urusan makan atlet, pengurus cabor harus nomboki. Ada yang jual motor, mobil utk biaya makan atlet.
Padahal APBD sudah menggarkan Rp 16 miliar. Uang itu sudah bisa digunakan saat Porprov. Waduh… Waduh Sidoarjo kok seperti melarat. Untuk makan atlet saja pengurus yang tombok.(hds)