Cakra – Sidoarjo: Sensasi alam kawah Bromo memiliki pesona tak tertandingi. Ibarat cuilan surga yang ada di bumi. Namun menuju ke sana harus berkantong tebal. Tiket masuknya cukup mahal untuk ukuran dompet wisatawan lokal.
Dua pos tiket sudah menanti untuk menuju kawah Bromo. Pertama dipungut Pemkab probolinggo dengan membayar 15 ribu/orang. Setelah membayar ternyata tak jauh dari check poin atau pos pertama itu ternyata ada pos kedua. Jarak kedua pos itu sekitar 200 meter saja.
Kali ini pengunjung diwajibkan membayar tiket masuk sebesar Rp 30 ribu/orang. Uang tiket ini masuk ke kas taman nasional Bromo. Sama resminya, yang pertama masuk ke PAD kabupaten probolinggo. Dan yang kedua masuk ke kas taman nasional Bromo. Dengan begitu setiap pengunjung harus merogoh kocek Rp 45 ribu per orang. Apakah selesai? Oh..tentu tidak. Harus bayar uang parkir yang nilainya relatif.
Dan ini yang menjengkelkan. Sebelum sampai ke pos pertama tadi, ada pemeriksaan awal di rest area atau transit mobil kecil tidak boleh masuk. Mobil harus parkir di area itu dan diarahkan “oknum swasta” untuk menyewa mobil hardtop bila ingin masuk ke lautan pasir dan kawah Bromo.
Harganya sewanya juga tidak murah untuk ukuran kantong biasa yakni Rp 400 ribu untuk sekali jalan. Itupun tetap dengan kewajiban membayar tiket masuk di pos pertama dan kedua. Oknum swasta memberikan ijin masuk mobil pengunjung bila sudah membooking kamar hotel “Dan Anda harus memiliki surat sehat” kata sang oknum. Ketika ditanya apakah petugas penjaga pos ini juga dibekali surat tugas? Oknum inu mengaku tidak perlu surat tugas.
Petugas taman nasional Bromo, Budi, mengatakan, beaya resmi Rp 30 ribu masuk ke kas taman nasional harus dibayar secara online. Taman nasional tidak menerima pembayaran secara offline. Jadi siapkan dulu duit yang tebal sebelum berangkat ke Bromo. Selamat berlibur. (hadi)