Cakrajatim – Sidoarjo: Fraksi PDIP Sidoarjo akan merapatkan barisan untuk memberikan dukungan kepada Pemkab Sidoarjo untuk membangun rumah sakit darurat yang sifatnya sementara di Sidoarjo.
Anggota FPDIP Sidoarjo, dr Wijono, Senin (12/7) pagi, mengingatkan, kondisi kesehatan masyarakat Sidoarjo menjadi keprihatinan yang amat dalan. Anggota masyarakat satu persatu berguguran. Mereka mati disebabkan rumah sakit terlambat memberi pertolongan. Sementara rumah sakit juga penuh sesak oleh pasien Covid19.
Ia menegaskan, situasi seperti ini tidak patut dibiarkan. “Kita harus berpikir keras dan mencari solusi bagaimana mengatasi keprihatinan ini,” ujarnya. Sejatinya rumah sakit, menurut UU tidak boleh menolak pasien. Namun karena sekarang kondisi tidak normal, bisa dipahami rumah sakit menolak. Sebab banyak pula Nakes yang meninggal.
“Tahapnya kesehatan masyarakat di Sidoarjo sudah mengerikan. Tidak bisa kita berpangku tangan. Saya akan mengajak teman se-fraksi mencari solusi guna membantu Pemkab,” tandasnya.
Ia mengusulkan Pemkab membantu rumah sakit darurat. Di lingkungan GOR Sidoarjo, dengan menggunakan anggaran Silpa. Untuk mengisi kebutuhan membayar 50 dokter dan 150 Nakes di RS darurat perlu Rp 1 miliar/bulan. Dianggarkan saja untuk 6 bulan berarti hanya Rp 6 miliar.
“Angka ini terlalu kecil untuk harga nyawa masyarakat Sidoarjo,” ujarnya. RS darurat sementara 300 bed dulu, sambil melihat perkembangan bila dibutuhkan lagi maka jumlah bed nya ditambah. Oksigen harus disiapkan sendiri, jangan tergantung kepada pabrikan.
Oksigen adalah faktor penting untuk sesak yang collaps. Jadi harus diproduksi sendiri dengan membeli alat yang bisa memproduksi oksigen. Kuatirnya kalau terjadi kelangkaan oksigen dari pabrikan.
Wijono tidak tahu, kapan Covid19 ini akan menjauh dan tidak tahu inkubasi Covid19 sampai kapan. Sambil menunggu berakhirnya Covid19 maka Pemkab harus melakukan pencegahan untuk mengurangi kematian yang ditimbulkan serangan virus maut ini. (hds)