Sidoarjo: Rapat kerja komisi C dengan pelaksana proyek frontage Gedangan, PLN dan PGN (Perusahaan Gas Negara), Selasa (5/10) siang, menjadi koreksi keras bahwa proses lelang proyek ini perlu dipertanyakan.
Anggota komisi C, Hamzah Purwandono, yang mendapat giliran bertanya terakhir ingin mengetahui, sebenarnya berapa sih harga penawaran Gorip-Witon KSO (Kerjasama Operasi) terhadap paket frontage Gedangan. Ia menanyakan setelah mendengar berbagai pihak yang ikut dalam rapat meragukan proyek ini bisa selesai tepat waktu.
Wakil dari pelaksana menyahut bahwa penawaran mereka dalam proyek Rp 39 miliar ini turunnya 32%. “Penawaran kami 68%,” ucapnya. Hamzah terbelalak mendengar jawaban ini, serta merta ia menanyakan apakah Kabag PJB (Pengadaan Jasa dan Barang) Pemkab ikut dalam rapat ini.
Ia menanyakan hal ini karena tidak menyangka turunnya proyek dari lelang sampai 32%. “Pak Gorip itu kontraktor senior dan profesional kenapa berani nawar hingga 32%. Bisa untung atau tidak ini” tanyanya heran. Terus terang saja ia kuatir dengan nasib penyelesaian proyek ini.
Di daerah lain tidak ada yang menawar seperti. Rata-rata daerah lain nawarnya turun 15% atau bahkan ada yang turun 7,5% saja. Kalau nawar 32% seperti dalam lelang frontage Gedangan, membuat dirinya merasa sedih.
“Jangan sampai proyek mangkrak tidak selesai. Ini uang rakyat lho. Saya minta proyek ini selesai sesuai kontrak kerja 156 hari selesai,” pintanya. (hdi)