Pengadaan lahan SMPN 2 Prambon tahun 2022 sudah di dok dengan pagu Rp 14,5 miliar, setelah gagal total dalam pengadaan SMAN Prambon tahun 2010 akibat ego sektoral, kepentingan politik dan manuver “titip rego”.
Tim pengadaan Pemkab Sidoarjo dalam membebaskan lahan SMPN 2 prambon dapat memetik dari pengalaman 2010 yang Gatot (Gagal Total) di saat batas akhir uang Rp 20 miliar akan dibayarkan.
Padahal bila SMAN 1 Prambon berdiri akan menjadi Monumen keberhasilan bupati Saiful Ilah yang akan dikenang masyarakat Prambon sepanjang masa. Akibatnya periode Saiful Ilah selama 9 tahun memimpin Sidoarjo, tak satupun membangun sekolah negeri. Mendingan era bupati Win Hendrarso yang mencatat sukses dengan membangun SMAN 1 Wonoayu, SMAN 1 Tarik, SMKN 1 Jabon, relokasi SMAN 2 Sidoarjo di Taman Pinang.
Kini semakin sulit Pemkab membangun SMAN dengan aturan UU yang mengatur pelimpahan kewenangan Pemprov untuk mengelola SMAN.
Kecamatan Prambon memang apes, bila tidak terjadi “pertempuran’ politik tahun 2010 lalu, pasti saat ini siswa didik Prambon sudah bisa bersekolah di rumahnya sendiri di Prambon.
Tapi sudahlah, yang lalu biarlah berlalu. Pemkab Sidoarjo di bawah bupati Muhdlor naga2nya mulai menggenjot penambahan sekolah negeri setelah melihat tuntutan kebutuhan kualitas pendidikan saat ini dan masa depan. SMPN 2 Prambon segera di bangun dan kini tim sudah bergerak mencari lahan sesuai study kelayakan.
Proses pengadaan ini akan berjalan sesuai harapan bila anggota DPRD dari dapil 3 (Prambon, Tulangan, Wonoayu, Krembung) seperti Suyarno, Damroni, Iswahyudi dkk ikut mengawal proses pengadaan dengan niat bersih, tulus iklas dan tanpa pamrih semata hanya memuluskan jalannya pembebasan lahan.