Direktur Koordinasi Supervisi III KPK, Backtiar Ujang Purnama mengeluarkan pernyataan yang cukup menampar wajah para pejabat Sidoarjo di ruang ops room Pemkab, jumat kemarin, dengan sebuah pernyataan terdapat indikasi jual beli jabatan. Lo.. Lo.. Lo.. Ada apalagi ini…
Siapa yang menjadi sasaran tembaknya. saya haiqul yakin, arahnya bukan ke bupati dan wabup. tidak akan keduanya melakukan perbuatan serendah itu. Jadi siapa bidikan berikutnya. Ah…Membuat penasaran saja.
feeling saya, tidak mungkin dan tidak akan mungkin kedua tokoh besar Sidoarjo, Gus Muhdlor dan pak Bandi berbuat seperti itu. Saya tahu betul karakter kedua pemimpin Sidoarjo ini yang typenya memberi, bukan menerima.
Argumentasinya didasarkan, pertama karena Gus Muhdlor adalah anak kiai besar, punya pondok, taat menjalankan ibadah. Pasti akan menjaga marwah dan nama besar ayahandanya. Dia sudah selesai dengan utusan duniawi.
Begitu pula wabup, Subandi. Dia juga sudah mapan. Kaya raya, punya banyak perusahaan, terlebih lagi sejak awal menjabat berkomitmen tidak mau berurusan dengan yang namanya proyek, lelang dan lainnya.
Arah dari pernyataan KPK pasti bukan pada W1 dan W2 tapi pada para pejabat di level bawah. Lalu siapa pejabat yang masuk dalam sinyelemen itu, Tentu KPK sudah merangkum dan punya itung2annya. KPK tidak mungkin gegabah melempar pernyataan bila tidak mencium baunya.
Apakah bau tidak sedap sudah mulai menyengat. Kalau sudah begini atamosfirnya mirip akhir 2019 lalu. Waduhhh….
Kalau benar itu (mudah-mudahan tidak benar) makan pelakunya bisa jadi dari squad lama…(jadi ingat Sambo saja) . Dan siapa squad lama itu? Hehehe…
Semoga hal buruk yang menakutkan itu tidak terjadi di Sidoarjo, dan kemarin KPK hanya sekadar memberi terapy saja untuk mengingatkan kita semua agar Jangan coba-coba ‘loe jual gua beli’..Jangan sampai nasi menjadi bubur… Apalagi bubur kacang ijo kikikkkkkk