SIDOARJO , 2 November : Java Export Festival (EJEF) adalah ajang untuk meningkatkan promosi dan citra produk ekspor Jawa Timur. Di sektor perdagangan, Jawa Timur tumbuh 6,9%, lebih tinggi dari pertumbuhan nasional, yakni 5,6%. Capaian ekspor non migas Jawa Timur untuk periode September tumbuh 11,17%. Hal itu menandakan bahwa sektor perdagangan luar negeri atau ekspor memberikan dampak signifikan pada pertumbuhan ekonomi Jawa Timur. Salah satu daerah yang dianggap memberikan kontribusi bagi peningkatan ekspor Jatim adalah Kabupaten Sidoarjo.
Sidoarjo termasuk daerah penyokong ekspor Jawa Timur. Atas kontribusinya itu, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa memberikan apresiasi penghargaan kepada Pemkab Sidoarjo sebagai salah satu kabupaten yang mendukung pertumbuhan ekspor Jawa Timur. Penghargaan diterima oleh Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor di Novotel Samator Surabaya, Selasa (1/11/2022).
Kegiatan EJEF 2022 yang dihadiri Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa itu juga menyiapkan pelayanan konsultasi, informasi regulasi serta kebijakan perdagangan luar negeri. Khofifah juga memberikan apresiasi kepada para pelaku usaha ekspor, instansi dan tokoh pendukung ekspor di Jawa Timur.
Pada kesempatan itu Gubernur Khofifah melepas ekspor senilai 1,46 juta dolar AS di 4 negara, yaitu Jepang, Belanda, Chile dan Korea Selatan. Pemprov Jatim komitmen mendukung perusahaan yang berkeinginan merambah pasar luar negeri dengan memfasilitasi eksportir. “Melalui pelepasan ini harapannya memberikan semangat bagi pelaku usaha di Jawa Timur, bahwa ekspor mudah dan dapat dilakukan oleh siapa saja,” ujar Khofifah.
Khofifah juga menekankan bahwa potensi ekspor harus terus didorong dari berbagai sektor dan komoditas. Upaya itu dilakukan untuk memperluas jaringan usaha dan terjalinnya kolaborasi bisnis bagi pelaku usaha.
Sementara Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor usai menerima penghargaan menyampaikan, Pemkab Sidoarjo sebagai daerah industri dan kawasan perdagangan serta sebagai kota UMKM senantiasa terus mendukung program peningkatan ekspor Jawa Timur. Hal itu kata Gus Muhdlor sesuai dengan programnya yakni UMKM Naik Kelas. Termasuk juga mendukung peningkatan ekspor yang dilakukan industri menengah dan besar, seperti PT Sekar Laut Tbk dengan produk Kerupuk Finna dan sambal ulek yang diekspor ke Belanda, PT Santos Jaya Abadi (Kopi Kapal Api) ekspor produknya ke Korea Selatan, dan PT Insera Sena yang memproduksi sepeda merek Polygon yang diekspor ke Jepang dan Chile.
“Pemkab Sidoarjo komitmen mendukung peningkatkan ekspor terhadap industri perdagangan besar, menengah maupun UMKM. Pemkab juga mendukung mereka yang berkeinginan untuk ekspansi menembus pasar global,” ujar Gus Muhdlor.
Gus Muhdlor juga menyampaikan bahwa, bentuk komitmen yang dilakukan Pemkab Sidoarjo yakni dengan memastikan kemudahan dalam proses perizinan maupun fasilitasi kepada para eksportir. “Pada prinsipnya kami memberikan kemudahan, membantu fasilitasi dalam proses izin ekspor,” katanya.
Saat ini pertumbuhan ekonomi Jawa Timur mencapai 5,74%, lebih tinggi dari pertumbuhan nasional 5,4%. Pertumbuhan ekonomi ini kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Timur Dr Ir Drajat Irawan, dibangun dari variabel investasi, belanja konsumsi, belanja pemerintah serta ekspor dan impor.
“Variabel ekspor dibangun dari PDRB yang 30, 31 perindustrian, perdagangan 18,42%, ini berarti PDRB Jawa Timur sesungguhnya 48% lebih atau hampir 50% itu dari industri dan perdagangan baru kemudian pertanian 11,95 dan lainnya 39,22 ini mengindikasikan betapa peran industri dan perdagangan dalam mendukung pertumbuhan ekonomi sekaligus ekspor sangat penting,” jelasnya.
Pada gelaran EEJF tahun ini dilakukan pengukuhan terhadap 36 desa devisa yang tersebar di kabupaten/kota di Jawa Timur. Pada kesempatan itu juga dilakukan penandatanganan MOU antara Pemprov Jatim, LPEI (Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia) dan gabungan pengusaha ekspor di Jawa Timur.hs