Sidoarjo – cakrajatim.com: Gemuruh motor bertenaga baterei, melahirkan banyak produk dadakan. Tiba-tiba saja banyak dijumpai toko yg coba peruntungan menjual motor atau sepeda listrik.
Selain produk buatan Cina, pasar juga diramaikan produk lokal berlabelkan brand baru sama sekali. Produsen sepeda United pun tak mau kalah cepat.
Soal harga, motor listrik di Indonesia dibanderol Rp 20 juta-Rp 30 jutaan, atau setara motor baru bermesin bensin 125cc – 150 cc. Harga setinggi ini dianggap konsumen belum cukup mendorong minat konsumen, yang butuh waktu pembuktian handal tidaknya motor baterei.
Masih banyak keragu-raguan menyangkut unjuk kerja motor, keandalan baterei, kemudahan suku cadang, jarak tempuh, ketersediaan sarana pengisian listrik, dll. Selain itu desain motor listrik belum cukup atraktif. Baru sebatas fungsional dan kehematannya yg menonjol. Tampilannya masih jauh dari atraktif dibandingkan motor bensin. Inilah beberapa faktor yang memengaruhi migrasi motor baterei
Keunggulan
Meskipun masih tergolong barang baru bagi sebagian orang, motor listrik hadir menawarkan sederet keunggulan. Dirangkum dari berbagai sumber, keunggulan itu antara lain:
Akselerasi cepat. Motor listrik mampu berakselerasi cepat disebabkan torsinya spontan. Berbeda dengan motor bensin yang torsi puncaknya baru bisa dicapai pada putaran mesin tertentu. Untuk motor listrik, torsi puncak sudah tersedia sejak pertama kali tuas akselerator diputar.
Perawatan Mudah. Motor listrik menggunakan komponen bergerak dengan jumlah yang jauh lebih sedikit. Tidak butuh oli, busi, rantai, karburator, bahkan bahan bakar seperti motor biasa. Ini membuat perawatan motor listrik menjadi lebih mudahdan tentu murah. Komponen yang masih difungsikan adalah sabuk penggerak roda (timing belt), ban berikut velgnya, kampas rem, dan sistem hidrolik pengereman.
Lebih Senyap. Tidak ada lagi knalpot yang bising. Nyaris tanpa suara kecuali gesekan ban ke jalan. Motor listrik cukup nyaman dioperasikan di kawasan tertutup dan banyak orang seperti bandara, stasiun, pabrik, kantor yang berlantai luas, bahkan rumah sakit. Memungkinkan pula dioperasikan di jalur khusus sepeda di sisi trotoar pejalan kaki. Di perjalanan jauh, motor listrik tak banyak menghasilkan getaran mesin. Menghadirkan kenyamanan mengemudi yang maksimal.
Cocok di Perkotaan. Tentu saja lalu-lalang motor baterei di tengah kota yang sibuk akan sangat mengurangi kebisingan dan polusi udara. Inilah segi positifnya. Keriuhan kota akan sangat berkurang, mengurangi dampak stress warga kotanya. Hotel atau rumah berdekatan jalan akan nyaman dihuni meski pada jam sibuk jalanan. Bandingkan dengan motor konvensional yang di saat kemacetan, menghamburkan gas beracun yang merusak kesehatan tubuh. Konsumsi bensin pun lebih boros.
Meski banyak benefit dan keunggulan, para ahli transportasi mencatat beberapa kelemahan motor listrik. Kehadirannya akan menggusur banyak industri suku cadang yang selama ini menghidupi bisnis motor bensin. Padahal pemain suku cadang banyak dari golongan UMKM dan industri kecil, meski dominan juga pabrik yang merupakan jejaring merk-merk terkenal.
Motor listrik juga menggusur bengkel-bengkel otomotif, dari yang berstandar industri tinggi, hingga bengkel jalanan ala kadarnya. Ini berarti tergusur juga tenaga mekaniknya. Dan tentu Pertamina sebagai penyedia bahan bakar fosil, harus putar otak agar secara cerdas melakukan ‘perpindahan model bisnisnya’.
Harga baterei masih tinggi, mencapai 50% hingga 60% dari harga motor. Bahan baku baterei, antara lain nikel, merupakan barang tambang yang juga terbatas seperti halnya minyak dan gas. Pengisian baterei dengan aliran listrik PLN, memerlukan pengubahan banyak sekali pembangkit listrik di Indonesia ke arah pembangkit energi terbarukan, atau non batubara maupun migas.
(dya)