Sidoarjo-cakrajatim.com: Baru beberapa saat terbebas dari covid-19 yang mematikan, dunia kembali digelisahkan terdeteksinya varian virus baru. Ditemukan varian baru subvarian Arcturus, merupakan salah satu dari 600 subvarian Omicron. Arcturus disebut juga sebagai subvarian Omicron XBB.1.16. pertama kali diidentifikasi Januari 2023 dan mulai dipantau WHO sejak 22 Maret lalu.
Subvarian ini banyak ditemukan di India dengan lonjakan kasus terjadi hingga 20 persen dalam sehari pada akhir Maret. Hingga pertengahan April telah mencapai angka lebih dari 12.500 kasus per harinya. Varian ini terdeteksi ada di 23 negara lainnya, memiliki satu mutasi tambahan pada spike protein, yang lebih cepat menyebar dan menyebabkan tingkat infeksi yang lebih tinggi.
Dikutip dari WHO dan Kementerian Kesehatan RI, Arcturus adalah varian yang paling cepat menular. Menurut Dr. Maria Van Kerkhove, Pemimpin Teknis WHO untuk Covid-19, profil Arcturus mirip dengan pendahulunya yaitu XBB.1.5, mutasi tambahannya menunjukkannya varian ini lebih menular dan dapat menyebabkan tingkat kesakitan yang lebih parah bagi yang terinfeksi.
Gejalanya mirip sekali dengan gejala Covid-19 yakni, batuk, flu, demam, sakit tenggorokan, sesak napas atau kesulitan bernapas, kelelahan, nyeri otot, sakit kepala, kehilangan rasa atau bau, mual atau muntah, dan diare. Ada juga yang melaporkan gejala khas berupa mata kemerahan atau konjungtivitas, terutama pada anak-anak.
21 Meninggal
Di Indonesia lonjakan kasus akibat varian baru Arcturus terjadi pada pertengahan April lalu dimana angka kasus mencapai 1.000 lebih per harinya. Angka tersebut sempat menurun pada pekan hari Raya Idul Fitri namun kembali naik dalam beberapa hari. Pekan terakhir tercatat 1.902 kenaikan kasus baru dengan total 21 pasien meninggal dunia akibat varian Arcturus.
Kementerian Kesehatan menghimbau masyarakat kembali memakai masker, terutama untuk orang yang sedang sakit (flu), orang yang kontak erat dengan orang yang sedang sakit, dan apabila berada di keramaian dan kerumunan. Kasus ini meningkat di Singapura dan India. Kemenkes mencatat kasus baru turun menjadi 1.145 dari sebelumnya 1.242. Namun kematian naik menjadi 13 kasus dari sebelumnya 12. Pasien yang dirawat dalam rata-rata tujuh hari terakhir naik menjadi 1.617, dari hari sebelumnya 1.573.
Untuk meningkatkan pencegahan, Kementerian Kesehatan menganjurkan masyarakat melakukan tes cepat antigen mandiri. Tes cepat antigen tersedia dalam dua produk yakni produk dalam negeri dengan kode AKD dan produk luar negeri dengan kode AKL. Produk tersebut tersedia di toko alat kesehatan, apotek atau tempat lain yang memiliki izin distribusi alat kesehatan. Tes cepat antigen mandiri menggunakan metode nasal yaitu hanya memasukan alat ke dalam lubang hidung.
Apabila hasilnya positif maka harus ditindak lanjuti dengan PCR atau isolasi mandiri. Dengan cara ini upaya pencegahan atau pengobatan akibat infeksi varian baru akan lebih mudah. Meskipun status darurat Covid-19 secara internasional sudah dicabut oleh WHO, tes Covid-19 tetap perlu dilakukan.
Sementara itu menurut CNBC Indonesia virus Corona masih terus bermutasi dengan menghasilkan varian baru Covid BA.2.86 atau dikenal dengan Pirola, terdeteksi di beberapa negara termasuk AS dan Selandia Baru. Pirola memiliki lebih dari 30 mutasi pada protein lonjakannya dibandingkan dengan XBB.1.5, varian Omicron yang merupakan strain dominan di AS.
Varian Pirola mirip seperti gejala klasik Covid lainnya, termasuk pilek, sakit kepala, kelelahan, bersin, dan sakit tenggorokan, tanpa gejala seperti demam dan batuk. Orang yang berusia lanjut, memiliki penyakit penyerta, memiliki risiko tertinggi terkena parah. Resepnya rajin mencuci tangan, memakai masker di tempat ramai, hindari keluar rumah, pakailah masker.
(Putry Dya)