Cakrajatim.com – Sidoarjo: “Pak Usman mampu menjadi solusi atas berbagai masalah di tubuh birokrasi. Usman akan berjalan di atas koridor hukum administrasi yang benar. InsyaAlloh pemerintahan Sidoarjo bisa ke luar dari krisis hukum yang menghantui, ” Ucap mantan Kakandepag Sidoarjo, KH.Achmad Rofi’i SH.MPdi.
Usman dalam kedudukannya sebagai ketua DPRD Sidoarjo ikut berperan program Pemkab Sidoarjo berjalan dengan baik. Pendekatan secara kultural dan kelembagaan terbukti Usman bisa menjalin hubungan baik dengan bupati Saiful Ilah maupun Gus Muhdlor.
Ia yakin H.Usman.MKes dan Achmad Amir Aslichin (Mas Iin), adalah dua tokoh Sidoarjo yang mampu menjadi penengah dalam setiap persoalan krusial di Sidoarjo, dan layak diberikan amanah sebagai kepala daerah di Pilkada 2024.
Salah satu contoh kongkrit pendekatan Abah Usman, saat mengurai persoalan penggiat seni, yang siap menggelar demo besar-besaran di Sidoarjo beberapa waktu silam.
“Saya lihat langsung, bagaimana Pak Usman ini menjadi penengah dari persoalan seniman waktu itu. Sehingga rencana demo dengan membawa sound besar-besaran, bisa dicarikan solusi yang baik dan diterima oleh pegiat seniman,” ungkap Rofi’i.
Tidak hanya itu lanjut KH Achmad Rofi’i, untuk masalah sosial keagamaan seperti yang pernah dirasakan oleh Bamag, Abah Usman juga turut melakukan penyelesaian dengan baik.
“Sehingga efek positifnya, tidak ada benturan antar masyarakat pemeluk agama di bawah waktu itu, karena hasil pendekatan dan jalan tengah yang ditawarkan oleh Pak Usman,” tutur KH Rofi’i.
Sementara itu untuk sosok Achmad Amir Aslichin, KH Achmad Rofi’i melihatnya sebagai sosok pemuda yang juga sangat responsif dalam menjaga keberagamaan di Sidoarjo.
Dengan pernah menjabat sebagai ketua Forum Pembauran Kebangsaan Sidoarjo, Amir Aslichin dirasa cukup berpengalaman dalam menjaga kerukunan antar etnis di Sidoarjo.
“Karenanya, duet kepemimpinan yang sama-sama mampu memberikan solusi ini, sangat dibutuhkan oleh Kabupaten Sidoarjo,” ungkap KH.Achmad Rofi’i
Masih menurut pria yang juga pembina persatuan tuna netra Indonesia ini, Kabupaten Sidoarjo, merupakan wilayah yang kondisi pluralismenya cukup tinggi.
Tidak bisa Kabupaten dengan penduduk diatas 2 juta jiwa ini, dipimpin oleh sosok kepala daerah yang tidak tahan kritikan. (hds)