Opini hadi
DPP PKB menurunkan rekomendasi 65 calon kepala daerah, dan nama Cabup Sidoarjo belum muncul diantara deretan nama – nama itu. Kenapa? Apa alasannya rekom untuk Sidoarjo belum turun? Padahal publik Sidoarjo tengah menanti.
Mengapa Sidoarjo dibedakan dengan daerah lain yang sudah turun rekomendasinya seperti Jombang, Pasuruan, Lumajang, Surabaya. Sehingga ada waktu panjang dari pemilik rekom untuk mengkosolidasi pendukungnya dan melakukan branding.
PKB akan repot bila rekom diturunkan pada akhir pendaftaran di KPUD. Ingat ketika pilkada 2020 lalu, rekom yang diberikan pada paslon Muhdlor – Subandi di akhir pendaftaran membuat paslon ini kedodoran menghadapi Paslon Gerindra/Golkar : BHS – Taufiqulbar. Paslon PKB memang menang, namun dengan angka yang sangat kritis.
Belajar dari pengalaman Pilkada yang lalu, sebaiknya PKB jangan mengulur waktu untuk menurunkan rekomendasi. Bila PKB mau menang lagi Segerakan saja rekomendasinya. Tidak ada alasan untuk tidak menunda waktu, itu hanya merugikan Cabup PKB mengingat sempitnya waktu menaikkan elektabilitas.
Saya menilai munculnya nama Ahmad amir Aslichin (iin) menjadi faktor yang menyebabkan DPP PKB belum menurunkan rekomendasi. Tarik – menarik di atas antar jago PKB dalam memperebutkan rekom menjadi kendala. Plt Bupati, Subandi, sebagai ketua DPC PKB semula saya yakini di atas angin.
Namun kini kekuatan politik di internal PKB Sidoarjo terbelah menjadi dua. Antara faksi Subandi dan faksi mas Iin.
Saya pikir keduanya baik subandi dan mas Iin sama baiknya. Tinggal di pilih… Di pilih… Hehhehe