Cakrajatim.com – Sidoarjo: Calon Bupati Sidoarjo, Ahmad Amir Aslichin (Mas Iin) , menyerap banyak persoalan petani terpuruknya akibat suplai air sawah, sulitnya pupuk, rendahnya harga gabah dan hama tikus di kabupaten Sidoarjo.
Saat bersilaturahmi dengan anggota Gapoktan Kecamatan Sukodono, Rabu (15/10) Siang, Mas iin yang didampingi ketua tim pemenangan, Abah Usman serta ketua Komisi A DPRD, Rizza Ali Faizin, membeberkan bahwa petani Sidoarjo sudah saatnya menggunakan teknologi mesin dalam mengelelola sawahnya.
Konsep yang ditawarkan mas Iin bila kelak terpilih sebagai bupati, konsep yang ditawarkan kekuatan anggaran diarahkan untuk memberi solusi atas segala permasalahan yang dihadapi warga Sidoarjo mulai dari persoalan pertanian, insfrastruktur, pupuk, gabah, lahan yang kian sempit dan sebagainya.
Bila petani butuh mesin untuk mengolah sawah, pupuk, gabah maka harus di cari solusinya.
Vietnam saja sudah lama menggunakan teknologi mesin dalam mengelola sawah dan tambak. Kebutuhan tenaga kerja sudah mulai tergantikan oleh mesin pertanian. Sudah tidak mungkin lagi menggunakan tenaga manusia, karena anak petani lebih memilih kerja di industri daripada kerja di sawah.
Dalam pertemuan petani dengan Cabup yang diusung 6 partai Parlemen, PKB, PDI-P, PKS, NasDem, PAN, PPP, mas Iin melihat ada keganjilan ketersediaan air. Ketika lahan sawah masih banyak, volume air nya juga banyak. Anehnya ketika lahan menyusut volume air sawah ikut menyusut, seharusnya airnya melimpah.
Mas Iin yang pernah di komisi B DPRD Jatim, melihat kelangkaan pupuk tidak pernah teratasi. Petani meminta pupuk kadang hilang di pasaran saat dibutuhkan. “Bagi petani pupuk mahal tidak masalah asal stoknya tersedia, ” Kata Ketua Gapoktan, Sunyoto.
Yang penting dengan baiknya harga pupuk diimbangi dengan kebijakan pemerintah untuk menaikkan harga satuan gabah. Jadi biar seimbang antara biaya atas kenaikan pupuk dengan kenaikan harga gabah.
Dan yang menyakitkan harga gabah diatur dan ditentukan tengkulak. Petani tidak berdaya bila hadapi tengkulak, kalau tengkulak sudah katakan “Mau atau tidak dengan harga itu, kalau gak mau yang sudah, “. Kalau sudah begini petani yang berada di pihak yang kalah.
Saat Berkunjung di kecamatan Tarik, Mas Iin mendapat cerita memilukan di mana ada seorang petani yang jagungnya baru dipanen ditawar Rp 2,6 juta tidak diberikan. Tapi esok hari jagung itu ludes di makan tikus.
Mas Iin yang tiap hari terus bergerak bertemu warga dan bersilaturahmi dengan semua lapisan masyarakat untuk menggali persoalan warga dan kemudian bersama-sama mencari solusinya untuk menyelesaikan. Mas Iin meminta dukungan warga agar bisa memenangkan pemilihan bupati. (hd)