Jalan berlubang di musim penghujan tidak bisa dihindari. Itu siklus wajar dan normal2 saja. Tapi kenapa perbaikan jalan semisal desa Wedi – Ketajen dan Kalanganyar begitu lambat. Bukankah dinas PUBM dan SDA Sidoarjo memiliki tim URC ( Unit Reaksi Cepat). Cepatnya di mana?
Jadi pejabat dinas PUBM harus hobi ‘nglutus’. Kerja utamanya bukan di belakang meja tetapi di lapangan. Melakukan survey, monev tentang jalan rusak, mengecek saluran sungai, irigasi dan semua infrastuktur yang jadi tanggungjawabnya. Setidaknya 50% waktu kerjanya dihabiskan di lapangan. Bersentuhan dengan masyarakat.
Percuma petingginya pintar tapi tidak bisa bekerja, tidak tahu apa yang harus dikerjakan. Untuk tahu apa yang harus dikerjakan ya..dengan nglutus tadi. Memantau kondisi infrastruktur dari Tarik sampai Jabon.
Pastikan semua bisa teratasi lha APBD sidoarjo gede kok. Setidaknya kerap mendengarkan keluhan pendengar di radio SS. Tanggap terhadap keluhan masyarakat, lalu menyelesaikan.
Saya jadi ingat Ir Yudi Tetra Hastoto. Mantan kabid jalan dan jembatan dinas PUBM Sidoarjo. Dia adalah figur yang sulit ditemui di kantornya. Yudi adalah pekerja keras yang membuang waktunya di jalan, melakukan survey, memetakan mana saja infrastruktur yang perlu dibenahi. Ada skala prioritas. Bila ada Yudi, Saya yakin kerusakan jalan wedi, Ketajen, Kalanganyar tidak sedemikian parah.
Untuk apa pejabat pintar, eselon tinggi dan golongan pangkatnya tinggi apabila tidak bisa bekerja dengan baik. Sidoarjo butuh PNS sekaliber Yudi Tetra yang bisa kerja dan mampu. Dinas PUPR adalah ujung tombak PEMKAB sidoarjo dalam melayani kebutuhan masyarakat di jalan raya. Tidak usah muluk2, untuk mengukur tingkat kepuasan masyarakat cukup dengan jalan kabupaten dan jalan desa di buat mulus. Tidak susah kan..hadi