Sidoarjo: Empat anggota komisi B DPRD Sidoarjo memberikan pembekalan kepada pelaku UMKM Kecamatan Gedangan, Selasa (5/10) siang dalam sarasehan penguatan jaringan bisnis UMKM, tentang kiat-kiat bagaimana usahanya bertahan di tengah pandemi covid 19.
Arif Bachtiar ST, menyampaikan sektor usaha kecil, mikro dan menengah adalah sektor yang tahan banting meskipun ekonomi susah. Pada tahun 1998, saat Indonesia dilanda krisis ekonomi terbukti yang bisa bertahan sektor UMKM yakni para penjual makanan minuman, barang eceran dan sebagainya.
Sementara bisnis yang besar-besar malah tumbang. Penyebabnya pelaku UMKM sangat serius dalam mengelola usahanya. Mereka memanfaatkan celah yang ada dalam menawarkan usahanya. Potensi UMKM ini akan mudah dikembangkan walaupun tanpa bantuan pemerintah.
Ia tidak setuju, bila Pemkab memanjakan dengan subsidi bunga pinjaman atau bantuan permodalan. “Jangan-jangan pinjaman itu dibelikan perhiasan emas,” ujarnya sambil bergurau. UMKM harus dibantu tetapi diberikan kepada pelaku yang kreatif dan serius.
Diakui ekonomi terpuruk gegara covid dan Arif meminta agar pelaku usaha kreatif. Banyak jalan tersedia untuk maju walaupun ekonomi sulit. “Manfaatkan e-commers yang ada untuk mengembangkan usaha,” ujarnya.
Agil Efendi, anggota komisi B juga menegaskan, wakil rakyat meminta Ekaekutif agar memberi subsidi pinjaman. Dengan meminjam Rp 10 juta melalui bank Delta Artha hanya berbunga Rp 300 ribu pertahun. Itu sangat murah sekali, tujuannya UMKM dapat meningkatkan usahanya.
Sementara ketua komisi B, Bambang Pujianto memotuvasiisi pelaku UMKM di kecamatan Gedangan harus berorientasi go ekspor. “UMKM kita Harus naik kelas setelah covid hilang dari masyarakat,” ucapnya.
Makanya payung hukum UMKM harus dibuat jelas. Perpres tentang perijinan UMKM prioritaskan padaPerda 10/2019 tentang penataan toko swalayan. “Sidoarjo tidak punya Perda UMKM. Padahal perlu perlindungan khusus supaya bisa hidup,” terangnya. (hdi)