Cakrajatim.com, Sidoarjo: Dalam musim hujan ini, masyarakat hendaknya mewaspadai arus pendek yang dapat menyebabkan korsleting listrik. Terkadang hal ini disepelehkan, padahal kalau terjadi kebakaran menimbulkan kerugian besar.
Kebakaran merupakan bencana yang umumnya lebih banyak disebabkan oleh kelalaian manusia dengan dampak kerugian harta benda, stagnasi atau terhentinya usaha, terhambatnya perekonomian dan pemerintahan bahkan berkemungkinan timbulnya korban jiwa.
Data menunjukkan kejadian kebakaran yang menimpa bangunan perumahan/pemukiman penduduk pada umumnya terbakar habis karena menggunakan bahan/elemen yang mudah terbakar. Sedangkan pada bangunan gedung dengan rangka beton masih meninggalkan sisa rangka fisik.
Anggota DPRD Sidoarjo, Hj Nurhendriyati Ningsih, saat menjadi Narsum dalam diskusi di hotel Utami Juanda, bertema “pemberdayaan Masyarakat dalam Pencegahan Kebakaran di Bangunan Publik se kabupaten Sidoarjo” Rabu kemarin, mengatakan, pemilik rumah, hotel, pabrik dan seluruh bentuk bangunan yang memakai listrik, harus sering mengontrol listrik.
Soal listrik jangan dipandang remeh, terutama pada kabel yang berusia tua. Tikus di atas plavon yang seketika menggigit kabel sampai mengelupas serat listriknya.
Hj Nur yang pernah mengalami musibah tempat usahanya di Gresik yang terbakar, juga menduga musababnya adalah pertemuan arus pendek listrik. Gara-gara hal sepele, timbul kebakaran dengan kerugian tak terhingga.
Berdasarkan pengalaman yang pernah dialami, ia berharap jangan sampai hal itu terjadi di tempat lain. “Aset dan harta benda akan musnah dalam sekejab, karena itu kontrol arus listrik atau yang menggunakan genset agar semua menjadi aman, ‘ tandasnya.
Dua anggota dewan lain yang menjadi narsum, Bangun Winarso dan Aditya Nindyatman, meminta bangunan publik seperti hotel dan mall untuk kerap mengecek listriknya.
Bangun Winarso dari FPAN, Pemkab Sidoarjo perlu membangun hidran h di tempat padat penduduk agar bila terjadi kebakaran maka letak hidran mudah dijangkau petugas pemadam. Dengan demikian kebakaran lebih cepat ditangani.
Masyarakat juga diajari cara menggunakan hidran, bila ada kebakaran di lingkungan tidak perlu harus menunggu. Karena masyarakat sudah bisa menggunakan hidran.
“Mereka bisa segera memadamkan api sebelum membesar, ” Ujarnya. Anggota Komisi Bidang pendidikan ini akan mengupayakan pengadaan hidran dan pelatihan cara menggunakan alat tersebut. “Ketika api kecil, pemadamannya bagian masyarakat, dan saat api besar itu bagian petugas,” tuturnya.
Berikut ini tips mencegah kebakaran:
1. Bijak dalam Menggunakan Alat-Alat Listrik
Gunakan peralatan listrik sewajarnya serta tidak melebihi beban kapasitas meter listrik di rumah Anda. Jangan lupa untuk selalu mematikan alat-alat listrik ketika sudah tidak digunakan lagi. Misalnya, mematikan komputer/laptop jika sudah tidak digunakan lagi.
2. Jauhkan Pemantik dan Korek Api dari Jangkauan Anak-Anak
Rasa ingin tahu anak umumnya sangat besar sehingga bisa saja mereka memainkan pemantik atau korek api tanpa sepengetahuan Anda. Tindakan ini tentu saja dapat menimbulkan risiko terbakar pada benda-benda di sekelilingnya.
3. Awasi Penggunaan Kompor Gas Sebagai Penyebab Rumah Kebakaran
Salah satu cara yang bisa Anda lakukan adalah tidak menyolok bibir tabung gas dengan pisau serta melepaskan selang gas jika Anda berencana bepergian dalam waktu lama. Jangan lupa juga untuk menjauhkan benda-benda yang mudah terbakar dari sumber api.
4. Berhati-hati Ketika Merokok
bara api yang ada di puntung rokok terkadang tidak benar-benar mati ketika diletakkan dalam asbak ataupun dibuang ke tempat sampah. Walaupun kecil, bara api ini bisa menimbulkan percikan api dan berisiko membakar benda-benda di sekitarnya. Jadi, pastikan bara api benar-benar padam ketika Anda membuang puntung rokok.
5. Sediakan Alat Pemadam Kebakaran Rumah
Letakkan alat pemadam kebakaran di tempat-tempat yang dekat dengan sumber api, misalnya di dapur, agar ketika terjadi kebakaran Anda bisa dengan mudah memadamkannya.
6. Pasang Alat Pendeteksi Asap untuk Mencegah Rumah Kebakaran
Smoke detector atau alat pendeteksi asap kini sudah lazim digunakan di rumah. Biasanya, alat ini dipasang di langit-langit dan bekerja dengan sensor.
7. Susun Jalur Evakuasi yang Jelas
Salah satu langkah antisipasi untuk meminimalisir dampak yaitu membuat jalur evakuasi yang jelas dan tepat. Jadi, jika api terlalu besar untuk dipadamkan sendiri, Anda bisa segera menyelamatkan diri dan keluarga.
Mendengar keluhan pemilik hotel Utami Juanda, Dina Sri Utami, yang menyatakan bisnis perhotelan yang dijalankan mengalami sepi luar biasa. Bahkan tamu hotel sampai nol persen. “Bener ini sampai satupun kamar tidak ada yang terisi. Padahal hotel harus membayar tagihan listrik tiap bulan yang nilainya tidak kecil, ” Ujarnya.
Pernah ada dua tamu saja yang masuk tapi tidak betah karena hotelnya sepi. Kantor pemerintah yang biasanya kegiatan dinas di Utami, sudah tidak ada lagi setelah ada pandemi covid. Selama dua tahun hotel Utami drop, namun meski tanpa tamu, ruang lobi, restauran dan baru juga dinyalakan lampunya agar terlihat Utami masih buka.
Bila semua lampu dipadamkan malam hari, masyarakat menilai hotep Utami sudah tutup. Ia meyakinkan hotel tetap buka normal dengan harga kamar diskon. Karena itu ia tidak bisa membayar pajak hotel karena sepi.
Bangun mengatakan, memang dilematis. DPRD kerap mentarget pendapatan dari sektor perhotelan itu meningkat. Namun kondisi hotel saat pandemi dilanda kesepian. Mau hidup atau bertahan saja susah, apalagi bayar pajak. (hdi, adv DPRD Sidoarjo)