Sidoarjo Cakrajatim.com:
Melambungnya harga beras masih belum berakhir. Sampai hari ini, meski beras impor mulai masuk pasar, harga beras masih tetap bergerak naik. Kenaikan ini perlu dicermati karena besarnya bobot beras dalam perhitungan inflasi. Dengan bobot mencapai 3,33% pada kelompok bahan pangan, pergerakan beras akan sangat menentukan laju inflasi.
Namun ternyata bukan hanya beras yang mencemaskan. Cabai rawit merah dan gula pasir juga menyumbang inflasi, selain biaya pendidikan dan kenaikan harga bbm non subsidi oleh Pertamina. Kabar baiknya harga daging ayam potong yang bulan lalu melambung, berangsur turun. Penyumbang deflasi lainnya adalah harga telur ayam, minyak goreng, serta bawang.
Data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPSN) menunjukkan bahan pokok yang mengalami lonjakan harga adalah beras, cabai rawit merah, dan gula pasir. Rata-rata harga beras dibanderol Rp 13.611,36/kg pada Agustus 223 atau naik 0,49% dibandingkan Juli.
Rata-rata harga cabai rawit merah melonjak 10% menjadi Rp 50.721,74/kg pada Agustus. Rata-rata harga gula pasir lokal naik 0,5% menjadi Rp 14.843,48 per kg pada Agustus. Harga daging ayam turun 7,4% pada bulan ini.
Menurut data CNBC Indonesia Research, harga beras masih melanjutkan kenaikan hari ini, dan kembali cetak rekor baru. Panel Harga Badan Pangan menunjukkan, harga beras naik Rp 40 ke Rp 12.340 per kg untuk jenis medium dan naik Rp 70 ke Rp 14.010 per kg untuk jenis premium.
Berapa Inflasinya?
Badan Pusat Statistik (BPS) memperkirakan inflasi akan melandai secara bulanan tetapi melonjak secara tahunan pada Agustus. Data inflasi Agustus pada Jumat 1 September akan menembus 0,05% dibandingkan bulan sebelumnya. Hasil polling memperkirakan inflasi (year on year/yoy) akan menembus 3,36% pada bulan ini. Inflasi inti (yoy) diperkirakan mencapai 2,33%. Sebagai catatan, inflasi pada Juli tercatat 0,21% (mtm) dan 3,08% (yoy) sementara inflasi inti mencapai 2,43% (yoy).
Inflasi tahunan akan meningkat karena basis perhitungan Agustus 2022 terbilang rendah (4,69%). Meskipun inflasi (mtm) jauh melandai tetapi proyeksi sebesar 0,03% untuk Agustus 2023 terbilang tinggi. Data BPS menunjukkan Indeks Harga Konsumen (IHK) pada Agustus dalam lima tahun terakhir tercatat deflasi sebesar 0,03% (mtm).
Pada periode Agustus selama delapan tahun kepemimpinan Presiden Joko Widodo, rata-rata inflasi hanya 0,02%. Bahkan terjadi enam kali deflasi pada Agustus, disebabkan pergeseran Hari Raya Idul Fitri serta belanja besar masyarakat pada Mei-Juli. Pertamina menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis non subsidi per 1 Agustus 2023 ini, diikuti Shell, BP – AKR dan Vivo Energy.
Papua Tertinggi
Data BPS Provinsi Papua Barat dikutip Antara mencatat inflasi gabungan dua kota indeks harga konsumen (IHK) yaitu Manokwari dan Kota Sorong pada Agustus 2023 sebesar 4,40 persen secara tahunan (year on year/yoy). Inflasi periode Agustus 2023 lebih tinggi dibandingkan kondisi Juli 2023 yang tercatat sebesar 3,62 persen (yoy). Inflasi dipengaruhi peningkatan indeks harga beberapa kelompok pengeluaran seperti transportasi 13,08 persen, makanan dan minuman 5,77 persen, rekreasi 4,77 persen, dan perawatan jasa pribadi 4,27 persen. Andil inflasi terbesar yaitu makanan dan minuman 2,04 persen, transportasi 1,60 persen, dan perawatan jasa pribadi 0,25 persen.
Inflasi tahunan di Manokwari pada Agustus 2023 mencapai 6,40 persen (yoy) lebih tinggi dibandingkan inflasi Juli 2023 yang tercatat 4,98 persen (yoy). Ada tiga kelompok pengeluaran yang memiliki andil terbesar inflasi Manokwari yakni makanan dan minuman 4,49 persen, transportasi 0,94 persen dan perawatan jasa pribadi 0,37 persen. Komoditas penyumbang utama inflasi Manokwari meliputi ikan cakalang, beras, ikan ekor kuning, bensin, dan rokok kretek filter.
Untuk Kota Sorong, inflasi tahunan pada Agustus 2023 sebesar 3,85 persen (yoy) dengan lima komoditas penyumbang utama inflasi yaitu bensin, angkutan udara, angkutan dalam kota, ikan kembung, dan beras. (Putry Dya)