Opini hadi (2)
Abah Usman identik dengan Bupati Muhdlor. Keduanya ibarat “tumbu nemu tutup”. Dalam tata kelola pemerintahan, keduanya punya visi sama.
Tagline ” Berkelanjutan ” dimaksudkan Cabup, Abah Usman untuk melanjutkan apa yang sudah dikerjakan Gus Muhdlor dalam 3 tahun terakhir ini.
Dalam kontek Pilkada, kedekatan ini mempunyai nilai strategis. Apabila Gus Muhdlor absen dalam Pilkada 2024, maka tidak ada satupun tokoh PKB yang akan melanjutkan visi misi Bupati Muhdlor, kecuali Abah Usman (Ketua dewan). Itu saya yakini betul.
Gus Muhdlor tidak akan tinggal diam, pasti punya kepentingan siapa yang akan meneruskan dan melanjutkan visi misinya nanti, ini juga menyangkut marwah Bumi Sholawat.
Perjuangan kerasnya dalam 3 tahun terakhir ini harus berlanjut karena masih banyak cita-citanya yang belum kesampaian untuk membangun Sidoarjo lebih baik.
Bupati Muhdlor telah menempatkan legacy yang maha dahsyat untuk masyarakat Sidoarjo. Eman sebetulnya kalau Gus Muhdlor absen di Pilkada. Tapi apalah daya, kasus yang melanda menjadi beban yang memberatkan.
Apa saja legacy yang diwariskan Gus: berupa FO Aloha, Tarik dan Krian. Puluhan kilometer betonisasi jalan desa. Infrastruktur sekolah, mempercantik Taman kota, memberdayakan masyarakat madani dan lain sebagainya.
Niat baik Gus Bupati seperti ini akan berkelanjutan apabila running lagi di putaran Pilkada 2024. Gus Muhdlor dengan approval rating (tingkat kepuasan warga) mendekati 90%,itu berada di atas angin. Pertanyaan besarnya bagaimana bila Gus Muhdlor tidak maju lagi mengingat PKB tampaknya sudah menolak?
Langkah awal Abah Usman untuk memasuki pilkada sungguh tidak mudah. Tetapi dengan sifat merangkul, pendekatan persuasif didukung rating elektabilitas tinggi serta dukungan para kiai, diharapkan tiket PKB menjadi milik Abah Usman…