Opini Hadi
Trotoar bukan sekedar tempat pejalan kaki, trotoar bisa berfungsi apa saja. Bisa untuk pelipur lara, konser musik jalanan, kuliner, Di Kawasan Kayu Tangan, Kota Malang dan Jl Tunjungan, fungsi trotoar sudah lama dihidupkan untuk berbagai kegiatan.
Pemkot Surabaya bersusah payah mengubah Jl Tunjungan menjadi seperti Malioboro, saat ini kedua ruang publik memiliki trade mark. Rencana ‘gila’ dimulai dari pemikiran ‘gila’, maka jadilah Jl Tunjungan seperti sekarang.
Jl Gajahmada sebetulnya legend, punya historis kuat bagi warga Sidoarjo. Tapi hanya dikenal sebagai pusat ekonomi, terutama sebagai pusat bisnis toko emas. Hanya itu saja, selebihnya Jl Gajahmada di kenal karena rawon dan nasi pecelnya.
Beda dengan legenda Jl Tunjungan, fungsi trotoar di mix dengan memadulan kota lama menjadi wisata andalan Surabaya. Kota Semarang juga punya kota bawah sebagai pusat hiburan rakyat.
Betapa apiknya apabila trotoar Jl Gajahmada direvitalisasi seperti Malioboro atau minimal mirip Jl Tunjungan.. Orang Sidoarjo dibiasakan jalan kaki menyusuri trotoar, lalu di pinggiran trotoar ada Seniman musik jalanan yang, seperti Kayu Tangan, Malang atau Bukit Bintang, Malaysia.
Trotoar juga alat komunikasi sesama warga, keluarga. Untuk belanja, dengan lampu hias yang dapat menimbulkan suasana romantisme seperti Malioboro dan Tunjungan. Dengan trotoar yang bersih, aman, toleran maka masyarakat Sidoarjo makin bangga terhadap kotanya.
Sidoarjo butuh OPD yang cerdas, kreatif yang pola kerjanya tidak monoton dan mau kerja keras. Kalau pola kerjanya tidak berubah, masih itu-itu saja dan merasa bangga dengan APBDnya yang Gemoy maka selamanya Sidoarjo tak akan berkembang.
Pengembangan fasum Jl Gajahmada memang bukan tanggungjawab Pemkab karena status jalan milik pusat, tetapi dengan negoisasi dan lobi-lobi kuat pejabat Sidoarjo ke pusat niscaya pusat bersedia melepas asetnya di Gajahmada. Sebagai tukar gulingnya, pusat yang ngurusi jalan lingkar timur.
Jalan lingkar timur butuh pendanaan sangat besar, dan selayaknya pemerintah pusat yang mengelola pelebaran lingkar timur. Anggaran Pemkab Sidoarjo akan ngos-ngosan bila harus ngopeni jalan lingkar timur.