Oleh : Eva Linda Triana/Mahasiswi Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Pembangunan infrastruktur merupakan salah satu pilar utama dalam meningkatkan perekonomian suatu daerah.
Sebuah daerah yang memiliki infrastruktur yang baik, seperti jalan raya, jembatan, dan pasar modern, akan lebih mudah untuk menarik investasi dan pertumbuhan ekonomi.
Infrastruktur yang baik akan mempercepat mobilitas barang dan jasa. Misalnya, pembangunan pasar modern di daerah Tulangan akan memudahkan petani untuk menjual produknya, sekaligus memberikan akses yang lebih baik bagi konsumen.
Dengan demikian, harga barang dapat menjadi lebih stabil dan saling menguntungkan antara produsen dan konsumen.
Selain itu, infrastruktur yang tepat juga berpengaruh positif terhadap sektor pariwisata. Daerah yang memiliki akses yang baik akan lebih menarik bagi wisatawan. Mereka cenderung memilih lokasi yang mudah dijangkau dengan fasilitas yang memadai. Ini tentu saja akan meningkatkan pendapatan masyarakat lokal.
Namun, pembangunan infrastruktur tidak lepas dari tantangan. Sering kali muncul penolakan dari masyarakat yang khawatir akan dampak lingkungan atau budaya. Oleh karena itu, keterlibatan masyarakat dalam proses perencanaan sangat penting. Pemerintah harus aktif melakukan sosialisasi untuk menjelaskan manfaat pembangunan kepada warga.
Akhirnya, pembangunan infrastruktur bukan hanya tanggung jawab pemerintah. Partisipasi aktif dari masyarakat, swasta, dan semua pihak terkait sangat diperlukan. Dengan sinergi yang baik, kita bisa menciptakan infrastruktur yang tidak hanya efisien, tetapi juga berkelanjutan untuk peningkatan kualitas hidup bersama.
Pembangunan Pasar Tulangan berlantai dua lantai senilai Rp 14,5 miliar yang dikerjakan awal Desember Tahun 2017 dan selesai Juli 2019, akhirnya diresmikan Bupati Sidoarjo, Saiful Ilah, Hari Rabu tanggal 14 Agustus 2019. Proyek Pasar Tulangan yang berdiri di atas lahan seluas 3.556 meter persegi di Desa Kepadangan, Kecamatan Tulangan, melalui skema Build Transfer Operate (BTO) adalah langkah strategis yang memperlihatkan kolaborasi antara pemerintah dan sektor swasta secara konsorsium antara PT Wahyu Graha Persada, PT Rick Collection dan PT Mandiri Surya Nusantara dari Jakarta dengan masa kerjasama selama 20 tahun. Selanjutnya bangunan itu bakal menjadi milik Pemkab Sidoarjo.
Dengan pendekatan ini, swasta akan membangun infrastruktur pasar, mengelolanya dalam jangka waktu tertentu, dan kemudian menyerahkannya kembali kepada pemerintah.
Sekretaris Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sidoarjo pada Tahun 2019,
Dana Riawati menjeleaskan bahwa Pasar Tulangan di bangun dua lantai. Untuk lantai dasar seluas 1.988 meter persegi atau setara dengan 55,91%, sedangkan 1.568 meter persegi atau setara dengan 40,04% dipergunakan untuk sarana lingkungan dan ruang terbuka hijau. Lantai dasar memiliki jumlah losnya sebanyak 160 unit, dan kios tertutup sebanyak 102 unit.
Sedangkan di lantai dua jumlahnya sebanyak 117 unit. Sehingga jumlah keseluruhan Los dan Kios sebanyak 379 unit
Skema BTO (Build Transfer Operate) memiliki beberapa keuntungan. Pertama, investasi awal untuk pembangunan pasar dapat dibiayai oleh pihak swasta, sehingga tidak membebani anggaran pemerintah di awal proyek.
Setelah pasar beroperasi, swasta akan mendapatkan pendapatan dari hasil operasional, seperti sewa kios, yang memberikan insentif bagi mereka untuk menjaga kualitas dan daya tarik pasar.
Kedua, pasar yang dibangun dengan prinsip BTO (Build Transfer Operate) dapat mengadopsi teknologi dan inovasi terbaru dari sektor swasta, sehingga memberikan fasilitas yang lebih baik bagi pedagang dan pengunjung.
Misalnya, penggunaan sistem manajemen digital untuk memudahkan transaksi dan informasi bagi pengunjung pasar.
Namun, penting untuk melibatkan masyarakat dalam proses perencanaan dan konsultasi, agar pembangunan ini mencerminkan kebutuhan dan harapan mereka. Dengan adanya keterlibatan masyarakat, pengoperasian pasar dapat dilakukan secara berkelanjutan dan menjadi pusat aktivitas ekonomi yang menguntungkan bagi semua pihak.
Dengan demikian, pembangunan pasar Tulangan dengan kerjasama swasta melalui skema BTO (Build Transfer Operate) diharapkan dapat menjadi model yang sukses, meningkatkan ekonomi lokal, dan memperkuat kerjasama antara pemerintah dan swasta dalam pengembangan infrastruktur.