Sidoarjo – cakrajatim.com: Selalu saja terjadi pada setiap Pilpres masyarakat terbelah pada fanatisme dukung mendukung. Setelah Pilpres 2019 rupanya terulang kembali pada Pilpres 2024. Pilpres adalah peristiwa politik yang rutin 5 tahunan, yang sebenarnya dihadapi dengan kegembiraan.
Anggota MPRRI dari fraksi PAN, H Sungkono dalam sosialisasi empat pilar bernegara dan berbangsa, sabtu (20/5) di Sidoarjo, meminta masyarakat untuk menahan diri untuk tidak terjerumus dalam dukung mendukung Capres yang berlebihan. ‘Kurangi tensi, jaga emosi. Pilpres itu peristiwa biasa. Masyarakat tidak perlu tegang-tegang,” Ucapnya.
Alangkah indahnya demokrasi kita jika setiap pemilihan di negeri ini, khususnya di ajang Pilpres yang saat ini sedang berlangsung, kita bisa menjaga harmoni. “Dukungan calon dalam suatu pemilihan merupakan hak konstitusional bagi setiap warga negara. Hanya menjadi kegelisahan bersama ketika dalam proses dukung mendukung tersebut justru menjadi pemicu bagi perpecahan persaudaraan kebangsaan kita. Itu patut disayangkan,” tuturnya.
“Setelah membaca medsos, saya sungguh prihatin dengan hujatan yang dilakukan para pendukung seolah Kita ini bukan saudara. Budaya bangsa kita mengajarkan menjaga keharmonisan, bukan saling menghujat. ” Ucapnya.
Ricuhnya konstelasi politik para pendukung Calon Presiden dan Wakil Presiden di ajang Pemilihan Presiden mengabaikan harmoni kebangsaan, yang seharusnya berlangsung dalam suksesi kepemimpinan negara.
Menurut ia demokrasi tanpa harmoni adalah sebuah kegagalan. Harmoni dan keselarasan sosial politik merupakan dasar penting di dalam membangun demokrasi yang sehat dan dinamis. “Mari pererat persatuan dan kesatuan kita dan merekatkan diri dalam persaudaraan kebangsaan Indonesia,” tuturnya.
Dikatakan, kita seperti kehilangan ciri khas sebagai masyarakat berbudaya yang saling menghormati. Ia bertanya, dimana sifat kebersamaan, menghargai dan menghomati yang selama ini merupakan nilai luhur yang dijaga dan dijunjung tinggi.
Sebagai wakil rakyat, Sungkono mengharapkan masyarakat menjaga situasi tetap kondusif. “Jangan sampai konflik dukung mendukung menimbulkan gesekan di masyarakat,” ujarnya.
Lebih lanjut ia menyampaikan masyarakat harus menjaga demokrasi tetap berlangsung dinamis dan harmonis. “Kewajiban kita semua menjaga keharmonisan bangsa. Siapapun Capres-Cawapres tidak menjadikan kita terpecah belah, bahkan justru semestinya menjadi perekat persaudaraan kebangsaan yang berlandaskan pada persatuan dan kesatuan di bawah Pancasila.” (hd)