Opini hadi (1)
Dentang Pilkada Sidoarjo 2024 mulai ditabuh. Dari pintu PKB dihadirkan 2 tokoh sentral DPC PKB, Abah Usman dan Subandi sama-sama mengenalkan diri ke masyarakat sebagai Cabup PKB.
Abah Usman adalah Ketua DPRD Sidoarjo dan Subandi adalah Wakil Bupati Sidoarjo. Dua sejawat yang akhirnya mengambil jalan pintas bersaing untuk memperebutkan rekomendasi. DPP PKB pasti tidak gegabah mengeluarkan rekom. Ini bukan sekedar rekomendasi tetapi siapa yang potensi menangnya paling besar.
Abah Usman? Siapa wong Darjo yang tak kenal abah Usman, malang melintang di dunia politik melalui PKB. Saya mengenalnya 15 tahun saat karier politiknya dibangun sebagai anggota fraksi PKB. Dia ikut andil melahirkan PKB di Sidoarjo.
Bupati Saiful Ilah, saat itu langsung jatuh hati pada Abah Usman karena amanah dan bisa dipercaya. Kepercayaan dari Abah Ipul diwujudkan dengan penempatan Abah Usman sebagai ketua DPRD.
Bagaimana dengan Subandi: Wabup Sidoarjo ini saya kenal 5 tahun lalu. Meski pendatang baru di PKB, namun penampilan perdananya lima tahun lalu cukup mengesankan karena di pemilu 2019 suaranya tertinggi di internal PKB. Wabup Subandi dikenal memiliki jaringan kuat di kalangan kepala desa.
Yang paling ditunggu dalam pillkada 2024 adalah kemana bandul politik Bupati Gus Muhdlor? Gus Muhdlor kini menjadi misteri besar, strategi apa yang tengah dimainkan karena hingga kini belum ada tanda-tanda mau lanjut atau berhenti dalam periode kedua. Saya dapat memahami, untuk saat ini Gus Bupati belum dapat berakselerasi terhadap pilkada 2024.
Tetapi dengan segala hormat saya pesimis Gus Muhdlor maju lewat PKB. Kenapa? Saya pikir Anda sudah tahu alasannya. Sebenarnya sangat disayangkan bila tidak maju, dengan approval rating lebih 80%, Gus Muhdlor potensi menangnya paling tinggi. Tetapi ditengah persoalan yang menggelayut saya tidak mau berspekulasi. Biarlah waktu yang akan menjawab.