Opini Hadi
Tidak ada gading yang tak retak. Peribahasa itu melekat pada PKB Sidoarjo, yang harus melepaskan kekuasaan eksekutif dalam cengkeraman 20 tahun.
Kota Depok juga bernasib sama dengan Sidoarjo, PKS juga harus lepaskan 20 tahun kekuasaan eksekutifnya setelah jago PKS kalah telak dari Paslon Gerindra.
Terjadi catatan penting di Pilkada Sidoarjo 2024, mulai tumbangnya PKB setelah 20 tahun kekuasaannya, tampilnya tokoh wanita (Mimik Idayana) sebagai wakil bupati pertama dan catatan penting yakni rendahnya tingkat partisipasi masyarakat mengikuti coblosan cukup rendah di pilkada Sidoarjo. Lebih dari 500.000 atau 30% DPT yang tidak menggunakan hak pilihnya.
PKB Sidoarjo yang sebutannya partai tanpa kalah, terbukti dapat dikalahkan, dengan selisih jumlah suara yang cukup tajam. PKB Kab Pasuruan dan Kab Lumajang juga tumbang di Pilkada 2024 oleh pasangan Yang dipandegani partai Gerindra.
KPUD Sidoarjo sudah berbuat maksimal untuk mensosialisasikan ke masyarakat melalui kampanye di berbagai media, aneh memang partisipasi dalam Pilkada tergolong rendah dibandingkan Pillleg maupun Pilpres.
.
Di Pilgub Jakarta malah lebih parah, hanya sekitar 54% saja yang menggunakan hak pilihnya. Sidoarjo masih lumayan sehat sekitar 70%. Berapapun nilai partisipasi masyarakat tidak mengurangi bobot dan kualitas Pilkada.
Pasangan Subandi – Mimik dalam quickcount memperoleh 58,04%, sedangkan Ahmad Amir Aslichin mendapat 41,86%.